Habanusantara.Net – Pendidikan adalah merupakan pilar penting bagi setiap bangsa yang ingin maju. Pendidikan bukan hanya sekedar berberfungsi membekali dengan ilmu pengetahuan. Namun lebih dari itu, pendidikan juga menjadi dasar pembentukan karakter dan moral bangsa.
Namun sangat disayangkan, di tengah kemajuan pendidikan di Indonesia masih ada sekolah yang justru belajar tanpa fasilitas seperti kursi.
Salah satunya Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 32 Takengon yang terletak di Kampung Kekuyang, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh dimana puluhan siswi mereka harus belajar dilantai dengan beralaskan karung goni bekas.
Hal ini mencoreng wajah pendidikan di Aceh Tengah, karena seharusnya setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan fasilitas pendidikan sebagai kebutuhan dasar.
Terlebih, pemerintah telah memberikan Biaya Operasional Sekolah (BOS) yang dapat digunakan untuk penyediaan alat pendidikan dan bahan pendukung pembelajaran.
Salah seorang guru yang engan disebutkan namanya, mengatakan, puluhan siswa dan siswi kelas satu harus belajar secara lesehan di atas lantai karena tidak memiliki kursi. Kondisi tersebut sudah berlangsung sejak bulan Juli yang lalu.
“Dua lokal murid baru kelas 1 yang tidak memiliki kursi. Sehingga untuk proses belajar mereka harus duduk di atas lantai,”katanya, Rabu (6/8/2025).
Dijelaskannya, satu lokal murid baru yang tidak ada kursi terpaksa harus membawa karung goni untuk alas tempat duduk mereka belajar karena lantai lokalnya belum di keramik.
“Untuk lokal yang sudah di keramaik tidak perlu bawa karung goni, karena lantainya bersih,”ujarnya.
Alasan mereka belajar di lantai, karena meja dan kursi yang digunakan selama ini tidak layak pakai lagi karena sudah rusak. Sementara siswa baru tahun ini mencapai 40 siswa jumlah ini meningkat dati tahun sebelumnya.
Sementara itu, Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga saat dikonfirmasi mengatakan, untuk pengadaan meja dan kursi di SMP 32 Ketol sudah diantarkan tinggal menunggu kapan barangnya sampai.
“Menurut kepala sekolah, untuk pengadaan kursi dan meja sedang berperoses,”kata Haili Yoga.
Bupati Bener Meriah itu mengaku, tidak mengetahui jika siswa itu belajar secara lesehan yang sudah berlangsung dalam beberapa hari ini karena tidak ada laporan dari pihak sekolah terkait hal itu.
“Kami mohon maaf atas ketidak nyaman anak-anak kami, mohon bersabar sembari menunggu kursi dan meja baru datang kita sudah meminta pihak sekolah mencari solusi terbaik agar anak-anak nyaman dalam belajar,”pungkas Haili Yoga.[]