Habanusantara.net — Wakil Ketua Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Mehran Gara, turun langsung ke daerah pemilihannya (dapil) di Kecamatan Kutaraja, tepatnya di Gampong Jawa, Banda Aceh. Dalam kesempatan itu, politisi Partai Gerindra ini menyapa dan berbagi kebahagiaan bersama para pemulung yang sehari-hari mencari nafkah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Kunjungan Mehran berlangsung pada Sabtu (6/4/2025), sekaligus membagikan bantuan paket Ramadan berupa sirup kepada para ibu-ibu pemulung. Bantuan sederhana itu diharapkan bisa sedikit meringankan beban mereka dalam menjalankan ibadah puasa.
“Saya sedih dan prihatin melihat kehidupan ibu-ibu pemulung yang setiap hari bergelut dengan tumpukan sampah demi menghidupi keluarga. Tapi di sisi lain, saya bangga dengan semangat juang mereka,” kata Mehran kepada wartawan di lokasi.
Mehran menyebut, para pemulung ini menjalani pekerjaan berat dengan risiko kesehatan tinggi, namun hasil yang mereka dapatkan sangat minim. Rata-rata hanya mampu mengumpulkan barang bekas seperti botol plastik dan kardus yang dijual ke pengepul dengan harga sekitar Rp 4.500 hingga Rp 5.000 per kilogram.
“Penghasilan mereka tidak menentu, bahkan ada yang hanya dapat Rp 250 ribu seminggu. Tapi mereka tetap semangat, tetap berusaha demi anak-anaknya,” ungkapnya.
Mehran juga mendorong Pemerintah Kota Banda Aceh melalui dinas-dinas terkait untuk turun tangan serius membantu para pemulung yang selama ini nyaris luput dari perhatian. Ia meminta Dinas Sosial, Dinas Ketenagakerjaan, hingga Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3AP2KB) untuk bersinergi menciptakan solusi jangka panjang.
“Mereka ini bagian dari masyarakat yang punya peran penting menjaga lingkungan lewat pengelolaan sampah. Sudah seharusnya mereka mendapat perhatian khusus agar hidup lebih layak dan aman,” tegas Mehran.
Menurutnya, para pemulung tidak hanya butuh bantuan sesaat, tetapi juga program pemberdayaan dan perlindungan sosial berkelanjutan. Ia berharap ada pelatihan, peningkatan keterampilan, hingga peluang usaha baru agar mereka bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
“Pemerintah jangan tutup mata. Para pemulung ini juga manusia yang punya hak untuk hidup lebih baik. Mari kita cari solusi yang berkeadilan, agar mereka tidak terus-menerus terjebak dalam kemiskinan,” ujarnya.
Mehran juga menilai, pekerjaan para pemulung sangat mulia karena turut membantu pengurangan limbah dan menjaga kebersihan lingkungan. Sayangnya, hingga kini peran mereka masih sering dipandang sebelah mata.
Sementara itu, Hafriana (40), salah seorang pemulung, menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian Mehran Gara yang bersedia turun langsung dan memberikan bantuan kepada mereka.
“Selama ini belum ada anggota dewan yang mau duduk dan berkumpul bersama kami. Kami sangat bersyukur dan berdoa agar Ibu Mehran selalu diberikan kesehatan dan rezeki yang lancar,” ucap Hafriana.
Mehran pun menutup kunjungannya dengan pesan agar masyarakat Banda Aceh lebih peka terhadap sesama, apalagi di bulan suci Ramadan yang penuh berkah.
“Sedekah dan kepedulian kepada sesama tidak boleh berhenti. Karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain,” tutupnya[***]




















