Habanusantara.net — Warga korban banjir di Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, mengeluhkan minimnya fasilitas kebutuhan dasar keluarga, khususnya perlengkapan tidur. Saat malam tiba, suhu dingin dan serangan nyamuk membuat mereka merasa “tidur seperti di hutan” tanpa perlindungan selimut dan kelambu, Sabtu (20/12/2025).
Sejumlah warga di Desa Rumoh Rayeuk dan sekitarnya menyampaikan kondisi pengungsian yang jauh dari layak. Selain ketiadaan selimut dan kelambu, mereka juga membutuhkan tikar, bantal, perlengkapan bayi, serta hunian sementara yang aman. Pasokan kebutuhan pokok pun dinilai belum merata dan belum sesuai dengan kebutuhan lapangan.
“Kami kedinginan setiap malam dan digigit nyamuk. Tidak ada selimut, tidak ada kelambu. Anak-anak susah tidur,” keluh Abdullah, warga Desa Rumoh Rayeuk, kepada HabaNusantara.net. Ia mengaku khawatir terhadap kondisi anak-anak balita dan istrinya yang hidup seadanya pascabanjir.
Menurut Abdullah, bantuan yang diterima sejauh ini masih sangat minim dan belum menyentuh kebutuhan keluarga yang paling mendesak. “Kami butuh kelambu, pampers bayi, susu, air bersih, dan kebutuhan pokok lainnya. Sampai sekarang belum difasilitasi secara memadai,” ujarnya.
Ia juga menceritakan keseharian keluarga yang kini tinggal di gubuk sementara setelah rumah mereka terseret arus banjir sebelumnya. Saat hujan turun, debit sungai kembali naik dan angin kencang menerpa pada malam hari, memperparah kondisi pengungsian yang serba terbatas.
Warga berharap pemerintah daerah dan pihak terkait segera turun tangan untuk memfasilitasi kebutuhan dasar korban banjir, khususnya perlengkapan tidur yang layak, perlindungan bagi bayi dan anak-anak, serta penyediaan hunian sementara yang aman. []



















