Habamusantara.net — Mentari pagi menembus kabut tipis di kawasan Rindam Iskandar Muda, Mata Ie, Aceh Besar. Derap langkah ratusan Kadet Muda Republik Indonesia (KKRI) terdengar berirama, seolah menyatu dengan semangat yang bergelora di dada mereka.
Di tengah hamparan hijau dan udara segar, Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Joko Hadi Susilo, berdiri tegak di podium upacara, membuka kegiatan Perkemahan Sabtu–Minggu (Persami) dan Pelatihan Bela Negara KKRI dengan pesan yang menggugah:
“Kalian adalah generasi penerus bangsa, calon pemimpin masa depan. Ikuti kegiatan ini dengan semangat, disiplin, dan rasa cinta tanah air yang tinggi.”
Ucapan itu mengalir tegas, namun penuh makna. Bagi 500 peserta dari berbagai daerah di Aceh, momen ini bukan sekadar latihan atau rutinitas, tetapi awal dari perjalanan membentuk karakter dan semangat kebangsaan.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini bukan sekadar baris-berbaris atau latihan fisik. Di balik rutinitas yang tampak sederhana, tersimpan filosofi mendalam tentang arti tanggung jawab, disiplin, kebersamaan, dan cinta tanah air.
“Kegiatan ini bukan semata-mata tentang kedisiplinan militer, tetapi juga pembelajaran tentang arti tanggung jawab, kerja sama, dan kepedulian terhadap sesama,” ujar Mayjen TNI Joko Hadi Susilo dalam arahannya.
Selama pelatihan, para kadet mendapatkan pembekalan wawasan kebangsaan, keterampilan lapangan, pembinaan mental, serta latihan kepemimpinan.
Setiap sesi dirancang agar mereka memahami nilai-nilai Pancasila, kebhinekaan, dan pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Suasana di Rindam IM Mata Ie terasa hidup. Di sela latihan, tawa dan semangat para peserta berpadu dengan suara instruktur yang tegas namun membimbing. Ada yang berlatih tali-temali, ada pula yang berdiskusi tentang makna perjuangan dan nilai-nilai nasionalisme.
Bagi mereka, pelatihan ini bukan hanya pengalaman fisik, tetapi juga perjalanan batin, untuk mengenal jati diri sebagai anak bangsa yang siap berkontribusi bagi negara.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki generasi muda yang kuat, berkarakter, dan cinta negaranya,” pesan Pangdam IM dalam sambutannya.
Kalimat itu menjadi mantra yang bergaung sepanjang kegiatan berlangsung.
Kebanggaan TNI dan Rakyat
Pangdam IM menegaskan bahwa kegiatan seperti KKRI adalah bagian dari komitmen TNI Angkatan Darat dalam membangun kemanunggalan antara TNI dan rakyat.
“KKRI sejalan dengan semangat TNI AD yang berkomitmen membangun kemanunggalan TNI dan rakyat serta menanamkan nilai-nilai Pancasila sebagai benteng moral di tengah arus globalisasi,” ujarnya.
Ia juga memberikan apresiasi tinggi kepada para pembina dan penyelenggara yang telah bekerja keras menyiapkan kegiatan tersebut dengan penuh dedikasi.
Semangat nasionalisme, menurut Pangdam, tidak hanya tumbuh di medan perang, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, di sekolah, di kampus, di tempat kerja, bahkan di tengah masyarakat.
Melalui kegiatan ini, ia berharap para kadet muda menjadi pribadi yang percaya diri, pantang menyerah, dan memiliki keberanian untuk bermimpi besar demi kemajuan bangsa.
“Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya kepada kita semua dalam melanjutkan pengabdian kepada bangsa dan negara,” tutur Mayjen Joko Hadi Susilo menutup sambutannya.
Kegiatan diakhiri dengan foto bersama di lapangan utama Rindam IM. Tampak Kapolda Aceh, Kasdam IM, Irdam IM, Kapoksahli Pangdam IM, para asisten dan Kabalakdam IM, serta unsur Forkopimda Aceh turut hadir memberikan dukungan moral bagi para peserta.
Senyum bangga terlihat di wajah-wajah muda yang berbaris rapi, simbol harapan baru bagi negeri ini.
Dari mereka, Indonesia belajar bahwa cinta tanah air tidak harus diucapkan dengan kata-kata besar, tetapi diwujudkan dalam tindakan kecil yang berakar dari hati.
Dari Aceh, semangat bela negara itu terus menyala. Di tangan generasi muda seperti para kadet ini, masa depan bangsa dirajut dengan keberanian, disiplin, dan tanggung jawab.
Karena sebagaimana diucapkan Pangdam IM, “Nasionalisme bukan sekadar kata, tapi sikap hidup yang harus terus diperjuangkan, di mana pun, kapan pun, dan oleh siapa pun yang mencintai Indonesia.”




















