Habanusantara.net – Suasana lapangan sore itu langsung pecah begitu wasit meniup peluit panjang.
Gol tunggal yang lahir di babak kedua sukses mengantarkan tim Geudumbak jadi juara turnamen sepak bola 17 Agustus tahun ini.
Sorak sorai penonton bercampur tepuk tangan panjang, seolah mengabadikan momen bersejarah di level kampung yang terasa seperti final Liga Champions.
Kemenangan ini bukan hanya soal gengsi antar-gampong, tapi juga jadi bukti kalau sepak bola masih punya daya magis yang bikin ribuan pasang mata rela berdiri di pinggir lapangan sejak awal laga.
Di tengah euforia itu, hadir pula Anggota DPRK Aceh Utara, Hamdani. Politisi muda itu terlihat ikut larut dalam suasana, bahkan langsung memberikan apresiasi kepada tim Geudumbak yang tampil penuh semangat hingga menit terakhir.
“Luar biasa, anak-anak bermain dengan hati. Turnamen seperti ini bukan cuma hiburan, tapi juga wadah kebersamaan dan semangat persatuan di tengah masyarakat,” kata Hamdani saat diwawancara usai laga, sambil menyalami para pemain yang masih berkeringat.
Menurutnya, kegiatan olahraga yang digelar rutin setiap perayaan 17 Agustus layak dipertahankan.
Selain jadi ajang silaturahmi antarwarga, pertandingan bola kampung juga melahirkan bibit-bibit muda yang berpotensi jadi pemain profesional.
“Kita nggak tahu, mungkin saja dari lapangan sederhana ini lahir pesepak bola masa depan Aceh,” tambahnya.
Euforia kemenangan tim Geudumbak pun makin terasa saat piala bergilir diserahkan.
Anak-anak kecil berlari ke tengah lapangan, beberapa pemain diangkat ke udara, sementara petasan kecil meletup di sudut lapangan.
Semua terekam sebagai bagian dari cerita 17 Agustus yang nggak akan cepat dilupakan.
Di sisi lain, kekompakan tim lawan juga mendapat apresiasi. Walau gagal juara, mereka tetap dipeluk dan disemangati penonton.
“Inilah indahnya bola kampung, yang kalah tetap disambut hangat, yang menang dirayakan bersama,” ujar salah seorang warga sambil tersenyum.
Bagi Hamdani, semangat seperti inilah yang harus terus dijaga.
Ia menekankan bahwa olahraga, sekecil apapun levelnya, punya pengaruh besar dalam menjaga harmoni sosial.
“Kalau masyarakat sehat, bahagia, dan kompak, otomatis Aceh juga semakin kuat,” tutupnya.[]