HeadlineNarkoba

Kurir Brasil Dibekuk di Bali, BNN Sebut Jaringan Kartel Amerika Latin Sudah Masuk RI

×

Kurir Brasil Dibekuk di Bali, BNN Sebut Jaringan Kartel Amerika Latin Sudah Masuk RI

Sebarkan artikel ini
Kurir Brasil Dibekuk di Bali, BNN Sebut Jaringan Kartel Amerika Latin Sudah Masuk RI
Kurir Brasil Dibekuk di Bali, BNN Sebut Jaringan Kartel Amerika Latin Sudah Masuk RI

Habanusantara.net – Petugas BNN tak menyangka, seorang warga Brasil yang turun di Bandara Ngurah Rai Bali ternyata bukan cuma wisatawan biasa. Di dalam barang bawaannya, ditemukan lebih dari 3 kilogram kokain. Bukan main. Yang bersangkutan, inisialnya YB, langsung diamankan.

Belakangan terungkap, YB ternyata bukan pemain lepas. Ia bagian dari jaringan besar—kartel narkoba asal Amerika Latin yang sedang merambah pasar Asia Tenggara. Dan Indonesia, seperti yang ditakutkan, masuk radar mereka.

“Ini bukan kasus kecil. Ini ada kaitannya langsung dengan jaringan kartel besar dari Amerika Latin,” kata Kepala BNN Komjen Pol Marthinus Hukom, Rabu (30/7), saat menyampaikan perkembangan kasus di Jakarta.

Menurut dia, masuknya kokain ini bukan terjadi tiba-tiba. Ada pergerakan terstruktur. Ada pola. Dan itu mengindikasikan bahwa kartel besar sedang membangun jejaknya di Indonesia. YB hanya satu titik dari jaringan panjang.

Dari tangannya, petugas menyita kokain sebanyak 3.089 gram. Jumlah yang tidak sedikit. Ia mengaku diperintah langsung oleh orang atas di luar negeri. “Dia cuma kurir,” begitu kata Marthinus. Tapi dalam jaringan semacam ini, kurir bukan sekadar pengantar. Mereka adalah simpul penting.

Bukan cuma YB. Di kasus lain, seorang warga Afrika Selatan berinisial IN juga ditangkap. Lokasinya masih sama—Ngurah Rai. Barang buktinya sabu, hampir satu kilo. IN pun disinyalir bukan pemain solo. Lagi-lagi, jaringan.

BNN menyebut ada lima kasus besar selama Juni–Juli 2025 yang melibatkan pelaku dari luar negeri. Total enam orang jadi tersangka. Empat di antaranya WNI, dua lainnya berasal dari Brasil dan Afrika Selatan. Semuanya sedang dalam proses hukum.

“Amerika Serikat menetapkan kartel-kartel ini sebagai organisasi teroris. Mereka diburu, dipersempit ruang geraknya. Maka mereka cari pasar baru. Dan Indonesia, sayangnya, jadi salah satu sasaran,” jelas Marthinus.

Ia menyebut kondisi ini mengkhawatirkan. Karena saat Indonesia sedang fokus menyiapkan SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045, jaringan narkotika justru mulai masuk dari segala pintu. Termasuk lewat wisatawan.

“Setiap tahun, ada jutaan orang asing masuk ke negara kita. Kita tidak tahu siapa yang membawa apa. Mereka bisa saja bawa ide-ide baik. Tapi juga bisa bawa barang haram, atau skema kejahatan,” tambahnya.

Marthinus menegaskan perlunya kewaspadaan ekstra. Bukan cuma di bandara, tapi di seluruh titik masuk. Karena sekali jaringan ini tertanam dan punya pangsa pasar, akan sulit dibendung. “Kalau generasi muda kita sudah kena, habis kita,” katanya.

Ia menekankan, jangan sampai pembangunan yang sudah dirancang rapi rusak hanya karena negara lengah menghadapi perang narkoba. Kartel, katanya, tidak mengenal batas negara. Mereka hanya butuh celah.

Dan celah itu, sayangnya, kadang datang dari kelengahan kita sendiri.

Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
close