Headline

Bikin Geleng Kepala, Sabu Disamarkan Kopi Arabica dan Diselundupkan Lewat Buah

×

Bikin Geleng Kepala, Sabu Disamarkan Kopi Arabica dan Diselundupkan Lewat Buah

Sebarkan artikel ini
Bikin Geleng Kepala, Sabu Disamarkan Kopi Arabica dan Diselundupkan Lewat Buah
Bikin Geleng Kepala, Sabu Disamarkan Kopi Arabica dan Diselundupkan Lewat Buah

Habanusantara.net – Upaya penyelundupan narkoba kembali bikin geleng kepala. Bayangkan saja, sabu-sabu hampir 200 kilogram diselundupkan dalam kemasan kopi lalu dikamuflase dalam tumpukan semangka segar. Yang mengatur? Seorang bandar yang namanya sudah cukup lama disebut di kalangan penegak hukum: Mualim.

Hal ini terungkap dalam konferensi pers BNN di Jakarta, Rabu 30 Juli 2025. Brigjen Pol Drs. Toriq Triyono, M.Si., Direktur Pengawasan Tahanan dan Barang Bukti, menjelaskan kronologi pengungkapan yang dimulai dari jalur lintas Aceh–Medan.

“Paket sabu yang ditemukan beratnya mencapai 199.549 gram. Dikemas rapi pakai bungkus kopi Arabica, mereknya Cote d’Ivoire, warna oranye. Lalu ditaruh dalam mobil pengangkut buah. Bagian bawahnya ditutup semangka,” kata Toriq kepada wartawan.

Mobil itu dihentikan petugas karena ada kecurigaan dari tim gabungan BNN dan Bea Cukai. Begitu dibuka, benar saja. Tumpukan semangka hanyalah kamuflase. Di bagian dasar, sabu dalam kemasan kopi tertata rapi. Jumlahnya 200 bungkus.

Tersangka berinisial SF langsung diamankan. Tapi dari situlah nama Mualim kembali mencuat. Ia disebut sebagai pengendali jaringan besar yang beroperasi dari Aceh Utara hingga Medan. Tidak muncul langsung, tapi jejaknya jelas. Instruksi, pola pergerakan barang, semua diarahkan dari kejauhan.

Modus penyamaran pakai buah bukan yang pertama, tapi kali ini eksekusinya lebih rapi. Kopi dan semangka. Dua barang yang wajar ditemukan di jalur distribusi pertanian. Hampir saja lolos, kalau saja tidak ada insting petugas di lapangan.

“Kalau dulu sabu diselundupkan dalam bungkus teh Cina, sekarang berubah. Mereka terus ubah cara. Kita juga harus cepat adaptasi,” tambah Toriq.

Sepanjang Juni sampai Juli 2025, BNN total mengungkap 84 kasus narkoba. Jumlah barang bukti yang disita lebih dari 561 kilogram. Itu belum termasuk ribuan butir ekstasi, kokain, dan cairan vape yang mengandung zat anestesi.

Jaringan Mualim hanya satu dari banyak yang dibongkar. Tapi skalanya besar. Hampir 200 kilogram sabu dalam sekali jalan. Bayangkan dampaknya jika itu lolos ke pasar. Dalam hitungan kasar, itu bisa berarti puluhan ribu pengguna baru, mungkin lebih.

BNN menyebut ini sebagai peringatan. Bahwa narkotika bukan lagi urusan pinggiran. Ini ancaman nyata. Canggih, lintas daerah, dan terus mencari celah.

“Kita tidak bisa hadapi ini sendiri. Perlu sinergi. Masyarakat pun harus waspada. Kadang sinyal-sinyal kecil dari warga bisa bantu kami membongkar jaringan besar,” ucap Toriq di akhir pernyataannya.

Kini, tugas berikutnya adalah mencari Mualim. Ia bukan orang baru di dunia hitam itu. Tapi seperti biasa, orang seperti ini tahu cara bersembunyi. Diam, bergerak dalam bayang-bayang, menghindari sorotan. Tapi cepat atau lambat, semua langkah akan terpantau.

Karena hukum, seperti juga mata publik, tak pernah benar-benar tidur.[]

Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
close