Habanusantara.net, Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, yang lebih akrab disapa Mualem, resmi menunjuk Mawardi Nur sebagai Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA), menggantikan Faisal Saifuddin. Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Pemegang Saham di Luar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT PEMA, yang ditetapkan pada 28 Februari 2025.
Penunjukan Mawardi Nur ini mengakhiri masa jabatan Faisal Saifuddin, yang diberhentikan dengan hormat dan mendapatkan apresiasi atas dedikasi serta pengabdiannya selama menjabat. Keputusan ini, meskipun tidak dilakukan dalam RUPS, memiliki kekuatan hukum yang sama dengan keputusan dalam RUPS, sesuai dengan Pasal 91 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
“Pemegang Saham telah mengambil Keputusan di Luar Rapat Umum Pemegang Saham yang mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan keputusan dalam RUPS sesuai dengan Pasal 91 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,” demikian tertulis dalam surat keputusan yang diterima media pada Senin (3/3/2025).
Gubernur Aceh, Mualem, memberikan kepercayaan kepada Almer Hafis Sandy untuk menyatakan keputusan tersebut dalam akta notaris serta melaporkan perubahan data perseroan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Pergantian kepemimpinan ini menjadi perhatian masyarakat, terutama bagi para pengamat BUMD, karena PT PEMA memegang peranan penting dalam pembangunan Aceh, sebuah provinsi dengan segudang tantangan ekonomi dan sosial. Sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), PT PEMA bertanggung jawab dalam sejumlah proyek strategis yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Juru Bicara Gubernur Aceh, Teuku Kamaruzzaman, yang lebih dikenal dengan sebutan Ampon Man, membenarkan pergantian tersebut. “Iya, benar,” ujarnya singkat melalui pesan WhatsApp kepada orinews.id pada Selasa (4/3) dini hari.
Perubahan kepemimpinan ini membawa angin segar bagi PT PEMA, di bawah kendali Mawardi Nur. Sebagai sosok yang diharapkan dapat membawa PT PEMA menuju perkembangan yang lebih baik, Mawardi Nur memiliki sejumlah tantangan berat di depan mata. Salah satunya adalah bagaimana membangun sinergi dengan pemerintah dan masyarakat Aceh guna mempercepat proses pembangunan yang berkelanjutan.
Mawardi Nur, yang sebelumnya dikenal luas di dunia usaha, dipandang sebagai pribadi yang memiliki visi yang jelas dan terukur. Ia dikenal memiliki kemampuan dalam manajemen perusahaan dan sangat memahami dinamika ekonomi Aceh. Kepemimpinan yang tegas dan berorientasi pada hasil menjadi harapan besar bagi seluruh jajaran PT PEMA untuk memajukan perusahaan dan berkontribusi maksimal dalam pembangunan daerah.[]