Haba Nusantara.net, Gampong Lampulo kini menikmati hasil panen sayuran segar dari Program Ketahanan Pangan yang didanai melalui 20% dana desa.
Program ini, yang sudah dimulai sejak tahun 2022, bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui penanaman sayuran nabati dan budidaya ikan lele.
Keuchik Gampong Lampulo, Alta Zaini, NL.P menjelaskan bahwa keberhasilan ini berkat pelaksanaan program yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, dari tokoh hingga ibu-ibu kepala dusun yang memimpin masing-masing kelompok.
“Program ini dilaksanakan Sesuai dengan Peraturan Menteri Desa (Permendes) dan hasil rembuk warga Musyawarah Gampong (Musgam) yang disepakati oleh seluruh tokoh masyarakat,” ujarnya kepada Haba Nusantara.net, Minggu 5 Januari 2025.
Program Ketahanan Pangan Nabati di Gampong Lampulo lebih difokuskan pada penanaman dengan sistem hidroponik.
Hal ini dilakukan mengingat keterbatasan lahan kosong di kota Banda Aceh yang padat penduduk.
“Kami memilih hidroponik karena lebih efisien dan sesuai dengan kondisi Gampong Lampulo yang tidak memiliki banyak lahan tanah. Hidroponik juga memungkinkan penanaman sayuran dengan hasil yang optimal meskipun di lahan terbatas,” ujar Alta Zaini.
Melalui program ini, empat dusun di Gampong Lampulo dibagi tugas untuk mengelola penanaman sayuran menggunakan hidroponik dan wadah tanah.
Setiap dusun menerima dua unit hidroponik, sementara komplek Rusunawa mendapatkan wadah tanah untuk menanam berbagai jenis sayuran seperti selada, sawi, kangkung, pokcoi, bayam, dan kailan.
Selain itu, beberapa tanaman seperti tomat, cabai merah, dan terong juga ditanam dalam polibag.
Hasil panen dari program ini tidak hanya dinikmati oleh kelompok yang terlibat, tetapi juga dibagikan kepada warga kurang mampu, ibu hamil, dan keluarga dengan anak yang tercatat stunting.
“Kami mengutamakan pembagian hasil panen kepada mereka yang membutuhkan terlebih dahulu,” tambah Alta.
Sisa hasil panen kemudian dijual kepada pengusaha catering atau melalui platform online, dengan keuntungan yang digunakan untuk membeli bibit baru yang lebih menguntungkan bagi konsumen.
Selain sayuran, Gampong Lampulo juga memulai pembudidayaan ikan lele menggunakan sistem Biovlog. Setiap dusun diberikan tiga biovlog, masing-masing berisi 2.000 bibit lele.
Pembudidayaan ikan lele ini dilakukan dengan koordinasi antara kepala dusun dan kepala Rusunawa.
Hasil dari budidaya ikan lele ini juga dibagikan kepada anggota kelompok, masyarakat, dan anak-anak yang terdaftar dalam program stunting, dengan sisa dijual ke pasar.
Program Ketahanan Pangan di Gampong Lampulo, yang dibiayai oleh dana desa sebesar 20%, bertujuan untuk menciptakan kemandirian pangan di tengah keterbatasan lahan.
Keberhasilan ini semakin mendorong masyarakat untuk terus mengembangkan potensi ketahanan pangan dengan memanfaatkan teknologi pertanian yang ramah lingkungan, sekaligus mendukung keberlanjutan program ini melalui perputaran dana dari hasil penjualan hasil pertanian dan perikanan.[Is]