Habanusantara.net – Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Wilayah Aceh, M. Syauqi Umardhian, S.Psi, menyoroti kondisi demokrasi di Aceh yang dinilai masih jauh dari harapan. Pernyataan ini merujuk pada sejumlah peristiwa kekerasan dan teror yang kerap terjadi setiap momentum pemilihan umum dan pilkada di provinsi Aceh.
“Kami melihat masyarakat Aceh belum sepenuhnya siap berdemokrasi. Ini terbukti dari sejarah panjang pesta demokrasi yang tercederai oleh tindakan tidak terpuji,” ungkap Syauqi, Selasa (19/11/2024).
Ia menyoroti sejumlah insiden yang mencoreng proses demokrasi di Aceh, mulai dari peristiwa pelemparan granat dan perusakan kantor partai lokal pada 2014, pelemparan bom molotov di rumah seorang ketua DPW partai di Aceh Timur pada Maret 2024, hingga teror granat yang menyasar rumah salah satu calon gubernur Aceh pada September. Bahkan, pada November ini, terjadi penembakan mobil tim sukses di Pidie Jaya yang dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK).
Tidak hanya itu, kericuhan juga mewarnai debat kandidat Pilkada Aceh yang berlangsung pada Selasa (19/11/2024) malam. Insiden di atas panggung tersebut membuat jalannya debat terganggu hingga terpaksa dihentikan, meskipun tidak ditemukan pelanggaran apa pun dalam acara tersebut.
Merespons kondisi ini, KAMMI Wilayah Aceh menyampaikan sejumlah rekomendasi untuk memastikan Pilkada Aceh dapat berjalan aman dan damai.
Pertama Optimalisasi Keamanan. Menurut Syauqi Aparat keamanan, baik TNI, Polri, maupun Linmas, diimbau untuk memperkuat patroli dan menjaga keamanan masyarakat di setiap kecamatan dan gampong.
Kemudian Penyelenggara Pemilu yang Profesional. Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslih), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) diingatkan untuk menjalankan tugas sesuai aturan serta menyosialisasikan perannya kepada semua pihak yang terlibat.
Dan Peran Aktif Masyarakat dimana masyarakat diminta ikut menjaga keamanan di lingkungan masing-masing dengan menghindari polarisasi dan tetap merawat silaturahmi.
“Kami berharap Pilkada Aceh kali ini tidak lagi tercoreng oleh aksi-aksi oknum tertentu. Kami yakin mayoritas masyarakat Aceh cinta damai dan ingin memilih pemimpin dengan cara yang bermartabat,” tegas Syauqi.
Ia pun berharap momentum Pilkada ini dapat menjadi langkah awal perbaikan demokrasi di Aceh, di mana nilai-nilai keadilan dan kedamaian tetap dijunjung tinggi.