Kesehatan

Audit Kasus dan Intervensi Cepat, Cara Dinkes Aceh Selatan Turunkan Stunting

×

Audit Kasus dan Intervensi Cepat, Cara Dinkes Aceh Selatan Turunkan Stunting

Sebarkan artikel ini
Surya Dharma SKM, Ketua Tim Promosi Kesehatan dan Gizi Dinas Kesehatan Aceh Selatan
Surya Dharma SKM, Ketua Tim Promosi Kesehatan dan Gizi Dinas Kesehatan Aceh Selatan

Habanusantara.net, Dinas Kesehatan Aceh Selatan menerapkan audit kasus dan intervensi cepat untuk menurunkan angka stunting di wilayahnya.

Ketua Tim Promosi Kesehatan dan Gizi Dinas Kesehatan Aceh Selatan, Surya Dharma SKM, menjelaskan bahwa setiap kasus stunting yang ditemukan segera diaudit dan diintervensi tanpa menunggu waktu lama.

“Begitu ada laporan stunting atau gizi buruk, kami langsung mengambil langkah cepat untuk menangani masalah tersebut,” ujar Surya.

Workshop Kader Posyandu
Workshop Kader Posyandu

Sebagai upaya pencegahan, Dinas Kesehatan Aceh Selatan telah menggelar pelatihan dan workshop bagi kader Posyandu yang tersebar di 325 Posyandu di seluruh Aceh Selatan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para kader dalam mendeteksi masalah gizi serta memberikan pelayanan kesehatan bagi balita dan ibu hamil.

“Kader kami berasal dari 260 desa di Aceh Selatan, dan pelatihan ini penting agar mereka dapat membantu dalam pemantauan tumbuh kembang anak dan intervensi dini,” tambahnya.

Intervensi Gizi Spesifik bagi Balita dan Ibu Hamil

Selain audit cepat, intervensi gizi spesifik juga menjadi langkah utama dalam penanganan kasus stunting. Dinas Kesehatan Aceh Selatan memastikan pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita dengan gizi kurang serta ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK). PMT yang didistribusikan melalui puskesmas berasal dari olahan pangan lokal dan pendistribusiannya sudah terdokumentasi dengan baik dalam sistem Sigizi Terpadu.

 

“Kami memastikan seluruh data kasus gizi tercatat secara akurat dalam sistem Sigizi Terpadu agar langkah-langkah intervensi dapat diambil dengan cepat,” ujar Surya. Hal ini termasuk pelayanan kesehatan bagi seluruh siklus kehidupan, mulai dari remaja dengan pemberian tablet tambah darah, calon pengantin, hingga pelayanan ibu hamil, bayi, dan balita.

Tantangan Cakupan Imunisasi Rendah dan Kader Posyandu

Namun, upaya ini tidak tanpa tantangan. Salah satu kendala terbesar di Aceh Selatan adalah rendahnya cakupan imunisasi dasar lengkap. “Antusiasme masyarakat untuk memberikan izin imunisasi kepada anak-anak mereka masih rendah, dan ini menjadi tantangan serius dalam upaya pencegahan stunting,” ungkap Surya.

Selain itu, pergantian kader Posyandu juga menjadi masalah. “Data gizi dan pelayanan di desa sangat bergantung pada kader Posyandu, namun pergantian kader seringkali membuat pelatihan yang telah diberikan harus diulang dari nol lagi,” katanya. Surya berharap agar masa kerja kader Posyandu dapat lebih teratur, sehingga kader yang sudah dilatih tidak diganti terlalu cepat.

Penerapan Alat Pengukuran Standar

Dinas Kesehatan Aceh Selatan juga telah mendistribusikan alat pengukuran antropometri yang terstandar dari Kementerian Kesehatan ke seluruh Puskesmas dan Posyandu. Langkah ini diambil untuk memastikan akurasi dalam pemantauan tumbuh kembang anak serta mendeteksi kasus stunting lebih dini.

Melalui pendekatan lintas sektor, Dinas Kesehatan Aceh Selatan juga berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) untuk melakukan rembuk stunting di setiap desa di 18 kecamatan yang ada. Upaya ini diharapkan dapat mendorong peran aktif masyarakat dalam pencegahan stunting, terutama bagi keluarga yang berisiko tinggi.

Dengan berbagai langkah strategis ini, Dinas Kesehatan Aceh Selatan optimis angka stunting di wilayahnya dapat terus ditekan. “Kami akan terus berupaya agar tidak ada kasus stunting baru dan memastikan bahwa setiap keluarga yang berisiko stunting mendapatkan intervensi yang tepat,” tutup Surya.

Edukasi Pentingnya MP-ASI dan Pemantauan Perkembangan Anak

Selain intervensi PMT, Dinas Kesehatan Aceh Selatan juga mengajak para orang tua untuk memperhatikan pola asuh dan nutrisi anak dengan memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang kaya protein hewani.

“Protein hewani seperti daging, ikan, dan telur sangat penting untuk mendukung pertumbuhan optimal anak,” tegas Surya.

Pentingnya pemantauan rutin terhadap pertumbuhan anak juga menjadi fokus utama. Orang tua diajak untuk lebih aktif dalam mengawasi perkembangan anak dan segera berkonsultasi ke puskesmas jika ada tanda-tanda masalah pertumbuhan.

“Jika berat badan anak tidak naik, segera periksa ke dokter di puskesmas untuk penanganan lebih lanjut,” tambahnya.

Surya juga menjelaskan beberapa langkah pencegahan stunting yang dapat dilakukan oleh orang tua, yaitu:

  • Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak.
  • Memberikan MP-ASI yang kaya akan nutrisi, terutama protein hewani.
  • Rutin memeriksakan perkembangan, pertumbuhan, dan status gizi anak ke dokter atau puskesmas.
  • Melengkapi imunisasi wajib dan tambahan sesuai jadwal yang ditentukan.
  • Memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usia bayi untuk mendukung perkembangan kognitif dan motorik.
  • Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar tetap sehat.
  • Segera membawa bayi ke rumah sakit atau dokter jika mengalami sakit.

Dengan penerapan langkah-langkah ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya kesehatan anak sejak dini, sehingga angka stunting dapat terus ditekan.[***]

Tinggal Komentar Anda
Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
close