Habanusantara.net, Pemerintah Aceh Besar melalui Majelis Adat Aceh (MAA) Kabupaten Aceh Besar menggelar kegiatan Pembinaan Adat Seumapa, Hadih Maja, Meunasib, dan Tarian Tradisional Se-Aceh Besar. Acara berlangsung di Dekranasda, Gani, Ingin Jaya, dan dihadiri oleh perwakilan majelis adat kecamatan, tokoh pemuda, tokoh perempuan, serta pemerhati adat dan budaya.
Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto S.STP MM yang diwakili oleh Asisten I Setdakab Farhan AP, secara resmi membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, Farhan AP mengungkapkan harapannya terkait pentingnya pelestarian adat istiadat Aceh.
“Pelestarian adat istiadat sangat penting agar terjaga sepanjang masa, pembinaan ini diharapkan generasi muda lebih mencintai dan memelihara Adat Istiadat Aceh,” kata Farhan AP.
Lebih lanjut, Iswanto menyoroti perlunya penjagaan bahasa Aceh di dunia pendidikan, khususnya di sekolah. Menurutnya, MAA memiliki peran strategis dalam memberikan masukan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terkait penanaman bahasa Aceh dalam kurikulum sekolah.
“Untuk menjaga bahasa Aceh tetap terpatri dalam diri pelajar saat ini, saya rasa sangat penting, agar bahasa daerah tidak lupa dan luput dari ingatan. Ini menjadi tanggung jawab kita semua hari ini,” harap Iswanto.
Farhan AP menambahkan, “Kita harus sadar, jika adat istiadat ini tidak diwarisi kepada generasi, maka dimasa depan identitas kita akan hilang.”
Ketua MAA Kabupaten Aceh Besar, Asnawi Zainun, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut mengangkat tema “Mulia Bangsa Tinggi Martabat, Meunyoe Kong Adat Deungon Budaya.” Materi pembinaan disampaikan oleh Mukhtar SH SPd, MPd, Syeh Suwardi SPd. I, dan Cek Medya Hus.
“Selain materi tentang pembinaan Adat oleh narasumber, juga terdapat diskusi antara peserta dengan narasumber terkait pemahaman masyarakat tentang Seumapa, Hadis Maja, Meunasip hingga Tarian Tradisi,” kata Asnawi.
Diskusi tersebut tidak hanya melibatkan peserta secara aktif, tetapi juga membahas cara dan langkah-langkah dalam mewarisi Adat budaya, khususnya Adat Seumapa/Hadih Maja dan Meunasip, kepada generasi mendatang. (**)