Headline

Aceh Masih Termiskin di Sumatera, Dek Fat: Usaha UMKM Solusinya

×

Aceh Masih Termiskin di Sumatera, Dek Fat: Usaha UMKM Solusinya

Sebarkan artikel ini
Anggota Komisi 1 DPR-RI, Fadhlullah, SE
Anggota Komisi 1 DPR-RI, Fadhlullah, SE

Habanusantara.net, Anggota Komisi 1 DPR-RI, Fadhlullah, SE, yang akrab disapa Dek Fat, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi perekonomian di Aceh.

Meskipun memiliki kekayaan sumber daya alam dan otonomi khusus, Aceh masih menjadi provinsi termiskin di Sumatera dan nomor lima termiskin di Indonesia.

Dalam sebuah acara diskusi daring yang diselenggarakan oleh Kemkominfo, Dek Fat menyatakan bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi solusi yang dapat meningkatkan perekonomian Aceh dan mengangkat kesejahteraan rakyatnya.

Dek Fat berharap bahwa dengan meningkatnya perhatian terhadap UMKM, Aceh dapat keluar dari stigma sebagai provinsi termiskin dan mencapai kemajuan ekonomi yang lebih baik di masa depan.

Menurutnya, UMKM merupakan tulang punggung ekonomi kerakyatan yang mampu memberikan lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat.

“Inilah yang terjadi saat ini kita di Aceh. Apa penyebabnya padahal kita punya sumber daya alam yang cukup. Kita punya penghasilan gas yakni PT Arun, walaupun tidak beroperasi sepenuhnya tetapi masih beroperasi,” ujar Dek Fad, mencermati potensi yang belum optimal dimanfaatkan.

Dalam konteks ini, Septriana Tangkary, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemkominfo, turut memberikan pandangannya. Ia menjelaskan bahwa internet dan perangkat pendukungnya, seperti handphone (hp), telah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat.

Indonesia sendiri memiliki jumlah koneksi ponsel yang melebihi total populasi, mencapai 353,8 juta atau 128 persen. Sementara itu, sebanyak 212,9 juta orang atau 77 persen dari total populasi telah menggunakan internet, dengan 167 juta orang yang aktif menggunakan media sosial.

Dari data yang disampaikan Septriana, potensi besar ini membuka peluang bagi pengembangan ekonomi digital berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia.

Dalam hal ini, pemerintah memiliki komitmen kuat untuk mendorong masyarakat menuju revolusi digital yang dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas.

“Kita terbesar kedua dari Jepang. Kita berharap menjadi suatu kebaikan untuk Indonesia setelah menggunakan jaringan informasi yang kita lakukan dari internet.

Ini harapan kita semua sehingga kita bisa menggerakkan ekonomi atau teknologi melalui digital reality yang mengantarkan masyarakat menuju yang dilakukan melalui percepatan pembangunan ekonomi dan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar,” tutur Septriana dengan penuh semangat.

Dalam acara diskusi tersebut, yang diinisiasi oleh Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), turut hadir narasumber lainnya seperti Dr. Usman Kansong, Dirjen IKP Kemkominfo, dan Chiko Maradona, CEO & Founder Bisa tumbuh.

Diskusi ini menjadi momentum penting untuk membahas upaya konkrit dalam menghadapi permasalahan perekonomian di Aceh dan menjadikannya landasan strategis untuk membuka jalan menuju kesejahteraan yang lebih baik.

Maka, semangat dan kolaborasi antara UMKM dan revolusi digital di Aceh menjadi sorotan baru. Dengan pemanfaatan potensi sumber daya alam yang ada dan peningkatan koneksi internet serta penguasaan teknologi informasi dan komunikasi, Aceh dapat mengangkat dirinya ke tingkat yang lebih baik.

Semoga, dengan langkah-langkah ini, Aceh akan mengalami kemajuan ekonomi yang signifikan dan mengakhiri stigma sebagai provinsi termiskin, serta membuka peluang bagi provinsi-provinsi lainnya untuk mengikuti jejaknya.

Tinggal Komentar Anda
Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close