DaerahNews

Cegah Stunting, Prodi Obgyn dan Anestesi Fk USK Sinergikan Gerakan Bersama DPRA

×

Cegah Stunting, Prodi Obgyn dan Anestesi Fk USK Sinergikan Gerakan Bersama DPRA

Sebarkan artikel ini

Habanusantara.net, Anggota Komisi V, DPRA, dr. Purnama, Sp.OG menerima audiensi panitia “ANESTRI (Anestesi dan Obstetri Ginekologi” di ruang banggar DPRA dalam rangka menyambut seruan pemerintah mengenai penurunan stunting.

Pertemuan tersebut merupakan inisiasi Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi serta Program Studi Obstetri dan Gynekologi Universitas Syiah Kuala yang bergerak bersama-sama untuk menurunkan stunting dengan semangat tridarma perguruan tinggi Universitas Syiah Kuala, mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat dan seminar pada 2-4 September 2022 di Takengon dan Bener Meriah.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Prodi Anestesiologi dr. Zafrullah, SpAn-KNA bersama Ketua Prodi Obstetri dan Ginekologi Dr.dr.Cut Meurah Yeni, Sp.OG-KFM yang diwakili oleh dr. Rizka Aditya, SpOG, di kantor DPRA, senin (22 Agustus 2022) kemarin.

Aceh menduduki peringkat tiga nasional untuk angka stunting balita, di bawah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Barat (Sulbar). Prevalensi stunting pada bayi di bawah dua tahun (baduta) di Aceh cukup tinggi yaitu sebanyak 37,9 persen artinya 4 dari 10 bayi di bawah dua tahun menderita stunting di Aceh, sedangkan prevalensi rata-rata nasional sebesar 30,8 persen. Angka ini berada di atas ambang yang ditetapkan WHO yaitu 20%. Indonesia sendiri juga menduduki peringkat kedua setelah Laos terhadap angka stunting Balita di Asia Tenggara.  Oleh karena itu,  permasalahan stunting adalah masalah nasional dan saat ini Pemerintah Aceh telah langsung membuat pergub tentang stunting dan mendeklarasikan gerakan Bersama untuk mengatasinya.

Stunting adalah sebuah kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya. Penyebab utama stunting karena kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun. Penyebab stunting melibatkan multifaktor, karena itu maka penyelesaiannya pun harus dilakukan secara multisektoral.

Di sinilah komitmen pemerintah pusat harus kuat, yang selanjutnya diteruskan di level pemimpin daerah hingga kabupaten dan kota, dan juga seluruh elemen masyarakat bersama-sama mendukung program tersebut. Pada kegiatan ini, panitia juga menggandeng AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) diketuai oleh dr. Niken Asri Utami, Sp.OG-KFM, IBCLC yang juga menerupakan staf pendidik Prodi Obsgyn FK USK, untuk memberi edukasi dan workshop dukung ibu menyusui dengan harapan meningkatkan cakupan ASI eksklusif dan ASI 2 tahun. ASI merupakan salah satu kunci untuk menurunkan stunting, solusi yang tidak memerlukan biaya tinggi dan sangat mudah didapatkan.

Ketua panitia “Anestri-2”, dr. M. Iqbal, SpAn mengungkapkan, “kegiatan ini adalah bagian dari komitmen kami untuk mengentaskan stunting. Karena, penanganan masalah tersebut sangat berkaitan dengan masa depan bangsa, karena sekali seorang anak menderita stunting, maka tidak dapat diperbaiki secara holistik tumbuh kembangnya, mungkin tinggi badan dan beratnya dapat dikejar, namun kemampuan kognitif, daya pikir akan tertinggal.” Anggota komisi V, dr. Purnama, SpOG sangat mendukung secara penuh untuk kegiatan ini dan berencana menjadikan kegiatan Anestri ini sebagai kegiatan rutin Pemerintah Aceh ke depannya, semoga bisa menggerakkan semua pihak untuk terus semangat menurunkan angka stunting di Aceh.

Selain tentang stunting, terdapat beberapa rangkaian acara lain dalam Anestri-2, pelaksanaan kegiatan tersebut, pelatihan bantuan hidup dasar dan transportasi pasien kritis, serta seminar tentang metode pembiusan ERACS pada operasi melahirkan bayi secara sesar yang sedang marak untuk saat ini.[]

Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
close