Presiden Jokowi. ©2022 Merdeka.com |
Habanusantara.net – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut bahwa ada dua isu besar yang tengah dihadapi dunia dan Indonesia. Tantangan tersebut yaitu harga komoditas energi dan harga barang pangan.
Indonesia terus berupaya agar mampu menahan harga komoditas energi seperti BBM, dan juga harga pangan agar tidak meningkat
“Coba dilihat kenaikannya sangat tinggi sekali di negara selain kita, Singapura sekarang harga BBM sudah Rp32.400 per liter, Jerman Rp31.800 (per liter), Thailand Rp20.000 per liter. Kita (Indonesia) Pertalite masih Rp7.650, Pertamax Rp12.500, yang lain sudah jauh sekali, kenapa harga kita masih seperti ini ya karena kita tahan terus,” ujar Presiden Jokowi dikutip dari Antara, Selasa (24/5).
Upaya pemerintah untuk menahan kenaikan harga energi dan pangan adalah dengan tetap memberikan subsidi melalui APBN.
“Tapi subsidi ini kan membesar, sampai kapan kita bisa menahan ini? ini pekerjaan kita bersama-sama, sehingga saya minta kementerian/lembaga, pemerintah daerah memiliki sense yang sama,” kata Presiden Jokowi.
Alasan Naikkan Harga BBM
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan alasan pemerintah menaikkan harga BBM. Hal itu disebabkan dipengaruhi oleh ekonomi global yang sedang bergejolak. Utamanya yang berkaitan dengan kenaikan inflasi hampir di semua negara.
Dia merinci, Amerika saat ini angka inflasi mencapai 7,9 persen yang biasanya di bawah 1 persen. Kemudian Uni Eropa sudah masuk ke angka 7,5 persen, disusul Turki, sudah di angka 54 persen.
“Angka-angka seperti ini akan membawa kita yang saya kira sudah kita tahan tahan, agar tidak terjadi kenaikan. Tetapi saya kira situasinya memang tidak memungkinkan,” kata Jokowi saat memberikan pengarahan dalam Sidang Kabinet Paripurna yang disiarkan dalam saluran YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (6/4).
Tinggal Komentar Anda