Kembali Nostalgia Bersama Kue Jadul
Sudah ada yang mengenal kue pancong? Atau ini kali pertama kalian mendengar nya?
Kalo begitu mari kita sama-sama cari tau dan berkenalan dengan kue yang satu ini.
Kue pancong adalah jajanan khas dari jawa. Konon jajanan tradisional ini awalnya berasal dari Jakarta. Terdapat juga nama lain dari kue yang satu ini yaitu di Bandung nama nya kue Bandros, di Jawa Tengah dan di Jogja namanya serabi rangin atau gandos, dan di Bojonegoro namanya tratak jaran. Kue pancong ini hampir mirip dengan kue pukis.
Pada umumnya, kue ini terbuat dari tepung beras dicampur dengan santan dan ditambahkan garam secukupnya, lalu dimasukkan kedalam cetakan loyang berbentuk balok yang berjejer panjang sekitar kurang lebih 30 cm bentuknya melengkung dengan kedalaman tebalnya 4cm dimasak dengan api sedang dibawahnya.
Garam membuat kue ini terasa gurih, rasa manis didapati pada saat penaburan gula diatas kue pancong ini pada saat pembelian. Bagian dalam kue pancong berwarna putih, bagian luarnya berwarna kecoklatan pertanda sudah matang. Rasa pancong yang gurih dan nikmat memberikan nuansa nostalgia pada cita rasa kue tradisional. Biasanya orang-orang menikmati kue pancong ini dengan segelas teh atau kopi pada sore hari.
Dikota Langsa sendiri ada beberapa tempat yang menjual kue pancong. Seingat saya yang paling lama berjualan kue pancong dikota Langsa ada di pasar kota di depan masjid raya (agung Darul Falah) Karena dari saya masih kecil kue itu sudah ada karena ibu saya sering membeli nya.
Selanjutnya ada di pajak ikan namanya wak uteh 1, ada di pajak pisang namanya wak uteh 2, ada di depan hotel Kartika Langsa Wak uteh 3, di simpang rambe dan ada di beberapa tempat lainnya. Pancong Wak uteh 3 ini terletak di depan jalan besar (A.Yani) yang mana jalan tersebut adalah jalan yang strategis dan ramai berlalu lintas. Pancong Wak uteh 3 ini buka dari jam 3 sore hingga 12 malam.
Bahan-bahan pembuatan kue yang satu ini terbilang mudah didapat yaitu tepung sebagai adonan, garam sebagai penambah rasa gurih, gula sebagai rasa manis, vanili sebagai penambah aroma, santan Penambah rasa “lemak” dan terakhir adalah kelapa parut. Yaa, kelapa parut adalah hal yang menjadi ciri khas dari makanan/kue satu ini.
Ini adalah penjualan turun temurun. Dulu ini adalah warisan dari ayah nya Wak uteh, trus Abang nya Wak uteh, sampai deh Wak uteh juga berjualan ini. Cara membuat nya juga agak lumayan susah sih, tapi ga susah-susah amat.
Pertama-tama kita tuangkan santan kedalam wadah, masukkan garam secukupnya, vanili secukupnya nya, tepung lalu aduk hingga tercampur rata. Setelah itu tambahkan gula secukupnya dan soda secukupnya, lalu aduk lagi hingga semuanya benar-benar tercampur merata, Secukupnya aja jangan berlebihan karena yang berlebihan itu ga baik. Lalu panaskan cetakan, setelah panas Oleskan mentega, dan kue pancong siap di siram pada cetakan jangan lupa ditutup cetakannya supaya mateng nya merata, masak dengan api sedang jangan kebesaran nanti gosong atau kekecilan nanti lengket adonannya jadi susah di congkel. Masak beberapa menit.
Lihat dan sering-sering dichek jangan sampai gosong. Tanda kue nya udah mateng adalah pinggirnya sudah berwarna kecoklatan. Congkel, angkat dan hidangkan ditambah dengan teh atau kopi.
Wak uteh 3 menggunakan tepung terigu segitiga biru dan di Wak uteh 3 Langsa ini pula kue pancong nya ada selai serikaya. Selai ini adalah salah satu rasa yang diaplikasikan dengan kue pancong. Selai ini bisa dicampur langsung diatas kue pancong ataupun bisa juga dipisahkan dari kuenya yaitu disisipkan dibalik daun pada bungkusan kue.
Kue pancong pada umumnya pada zaman dahulu tidak memakai selai serikaya, hanya saja memakannya menggunakan taburan gula untuk penambah rasa manisnya. Dahulu penikmat kue pancong ini adalah orang tua, yaitu bapak-bapak, ibu-ibu, nenek-nenek, kakek-kakek, sedangkan anak remaja kurang tertarik dengan kue yang satu ini dikarenakan mungkin rasa nya yang Cuma itu-itu saja yaitu manis karena gula.
Namun, saat Wak uteh 3 menggunakan selai pada kue pancong ini, kue ini pun menjadi makanan pilihan anak remaja kota Langsa. Saya melihat ada beberapa remaja yang mengantri bersama ibu-ibu untuk membeli kue pancong jadul ini. Kue ini dijual murah loohhh yaitu satuannya seribu. Jadi, bisa beli berapapun yang kamu mau. Murah dan merakyat bukan.
Selamat mencoba
Artikel ditulis oleh: Nur Padillah, Mahasiswi IAIN Langsa.
#KPM IAIN LANGSA #DPL YUSTIZAR M.A #KPM2021
Terima Kasih Telah Membaca, Silahkan di Share ke yang Lain
Pos Terkait
Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News





















