Habanusantara.net– Kabar baik akhirnya datang untuk para petani di Langkahan, Aceh Utara. Setelah beberapa pekan terakhir harga gabah anjlok dan membuat petani resah, kini Perum Bulog Cabang Lhokseumawe turun langsung ke lapangan untuk menyerap gabah petani dengan harga patokan Rp6.500 per kilogram.
Langkah ini dilakukan menyusul keluhan para petani yang mengaku harga gabah terus menurun, bahkan sempat dibeli tengkulak jauh di bawah harga acuan pemerintah. Kunjungan Bulog bersama DPD Perpadi Aceh Utara, Babinsa 29/LKH, serta sejumlah pengusaha kilang padi dilakukan ke kawasan Matang Keutapang, Kecamatan Langkahan, Minggu (2/11/2025). Di sana, Bulog memastikan penyerapan gabah akan segera dilakukan dalam waktu dekat.
Kepala Bulog Cabang Lhokseumawe, Muhammad Iqbal, menyebutkan bahwa potensi gabah di wilayah Langkahan mencapai sekitar 900 ton. Karena itu, pihaknya mulai awal November ini langsung bergerak menyerap hasil panen petani sesuai arahan pemerintah pusat.
“Sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto, harga gabah ditetapkan Rp6.500 per kilogram. Bulog siap menyerap gabah petani di Langkahan agar harga bisa kembali stabil,” ujar Iqbal.
Ia menambahkan, anjloknya harga di pertengahan Oktober lalu disebabkan oleh panen raya yang membuat pasokan melimpah sementara serapan pasar belum seimbang. Akibatnya, banyak petani menjual gabah ke tengkulak dengan harga di bawah standar.
Namun, Bulog menegaskan bahwa harga ideal tetap berada di angka Rp6.500/kg sebagaimana ketetapan pemerintah. “Kami harap petani tidak khawatir. Bulog hadir untuk menjaga agar harga tidak jatuh terlalu dalam,” tambah Iqbal.
Sementara itu, Ketua DPD Perpadi Aceh Utara, Amiruddin, menyampaikan bahwa pihaknya siap mendukung langkah Bulog dan menjadi mitra pemerintah dalam menjaga stabilitas harga beras dan gabah di Aceh.
“Sejak awal tahun kami terus berkoordinasi dengan Bulog dan pemerintah. Perpadi siap membantu proses penyerapan gabah dari petani dan memastikan hasil panen tidak merugikan mereka,” jelas Amiruddin.
Ia juga menegaskan bahwa kebijakan harga dari pemerintah merupakan bentuk perhatian nyata bagi sektor pertanian, khususnya bagi petani padi yang selama ini kerap terdampak fluktuasi pasar.[]
