Habanusantara.net – Di tengah panas terik sawah Aceh Timur, suara cangkul dan dentingan besi kini menggantikan bunyi senjata. Prajurit TNI bersama masyarakat turun langsung ke lumpur, membangun jaringan irigasi demi satu tujuan: menguatkan ketahanan pangan rakyat.
Upaya itu tampak nyata di Kecamatan Pante Bidari dan Simpang Ulim, wilayah kerja Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I. Di sana, proyek pembangunan jaringan irigasi tersier tengah digarap dengan panjang mencapai 4.836 meter, mencakup lahan garapan seluas 255 hektare. Sebuah langkah yang tak hanya soal pembangunan fisik, tapi juga bukti bahwa kemanunggalan TNI dan rakyat bukan sekadar slogan.
Hingga akhir Oktober 2025, progres fisiknya cukup menggembirakan. Sekitar 565 meter jaringan irigasi atau 11,7 persen telah rampung dikerjakan. Sementara pengolahan dan penanaman lahan telah menyentuh 165 hektare, atau 64,7 persen dari target.
Tujuh desa ikut merasakan dampaknya — mulai dari Matang Kruet, Paya Demam Lhee, Buket Karueng, Seuneubok Tuha, Alue Ie Mirah, hingga Pante Rambong dan Pante Labu. Di titik-titik itu, 17 personel TNI bahu-membahu dengan 14 warga, bekerja tanpa jarak. Mereka menanam keringat bersama demi air yang mengalir ke sawah.
Tak ada jarak pangkat atau seragam di sini. Yang ada hanyalah semangat gotong royong. Para prajurit, yang biasa memegang senjata, kini menggenggam cangkul, menggali saluran air agar padi bisa tumbuh subur dan rakyat tersenyum di musim panen nanti.
Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayjen TNI Joko Hadi Susilo, S.I.P., menyampaikan apresiasi kepada seluruh prajurit dan masyarakat yang terlibat dalam program Karya Bakti TNI tersebut. Ia menyebut pembangunan irigasi di Aceh Timur ini punya nilai strategis, karena menyentuh langsung jantung kehidupan rakyat.
“Pembangunan irigasi tersier ini adalah bentuk pengabdian nyata TNI kepada masyarakat. Melalui kerja sama yang baik dengan warga, kita ingin memastikan setiap lahan pertanian di Aceh Timur dapat dikelola secara maksimal, sehingga kesejahteraan petani meningkat dan ketahanan pangan daerah semakin kuat,” ujar Pangdam IM.
Ia menegaskan, langkah TNI dalam mendukung sektor pertanian merupakan bagian dari Operasi Militer Selain Perang (OMSP), di mana TNI turut membantu pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Bagi Joko Hadi, gotong royong dan kebersamaan adalah kunci. “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Keberhasilan setiap program pembangunan sangat bergantung pada kerja sama dan dukungan masyarakat. TNI hadir untuk membantu, melayani, dan menjadi bagian dari solusi bagi rakyat,” tegasnya.
Harapannya sederhana tapi besar: agar proyek irigasi ini selesai tepat waktu, dan hasilnya benar-benar dirasakan para petani di Pante Bidari dan Simpang Ulim.
“Semoga program ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat ketahanan pangan nasional dan membawa manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat Aceh Timur. Bersama rakyat, TNI akan terus berkontribusi dalam membangun negeri,” tutup Pangdam.




















