Dalam kesempatan tersebut, Helvizar juga memperkenalkan Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe (KEKAL) dan Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong. Beberapa sektor dan komoditi unggulan juga ditawarkan kepada Konjen Singapura, di antaranya kopra, kelapa sawit dan tuna.
“Saat ini komoditi kopra sedang kita galakkan kembali. Selain itu Aceh juga memiliki potensi minyak nilam dan kelapa sawit. Selama ini, Aceh baru mampu memproduksi pada turunan pertama saja. Misalnya saja minyak kelapa, kita baru mampu memproduksi Crude Palm Oil (CPO) saja,” ungkap Helvizar.
Padahal, sambung Plt Sekda, jika semua produk turunannya mampu diproduksi di Aceh, maka potensi ekonominya tentu akan lebih besar. Selain itu, akan semakin banyak tenaga kerja yang terserap. Oleh karena itu. Helvizar mengimbau agar Singapura berinvestasi di Aceh, terutama hilirisasi di industri sawit dan sektor lainnya..
Helvizar menambahkan, Pemerintah Aceh terus membenahi sektor pariwisata. “Saat ini pariwisata menjadi primadona, sektor ini bahkan telah menjadi salah satu penyumbang devisa negara terbesar. Dengan segala potensi yang dimiliki, Aceh sangat potensial untuk dijadikan sebagai salah satu daerah tujuan wisata dunia.”



















