“Dengan menggunakan data SIPBM, dapat menjadikan pemanfaatan dana desa lebih efektif karena dalam SIPBM ini dapat dilihat semua permasalahan gampong. Data kesehatan, ekonomi, data kemiskinan, pengangguran, anak yatim hingga kualifikasi pendidikan penduduk juga dimasukkan. Aplikasi ini merupakan kondisi riil gampong nantinya, jadi lebih efektif dalam merancang program,” jelas Aminullah.
Data dari Kepala Bappeda Kota Banda Aceh, hingga Januari 2019 masih ada 28 gampong yang belum menginput data SIPBM sama sekali.



















