Habanusantara.net – Ulee Kareng FC tampil perkasa di laga perdana turnamen Zumai Football Legends. Bermain di Lapangan Matador FC, Meunasah Papeun, Minggu (14/9/2025), tim yang dihuni nama-nama beken kampung bola itu sukses membungkam PSAN dengan skor telak 3-0.
Sejak peluit awal dibunyikan, Ulee Kareng FC langsung mengambil inisiatif serangan. Dukungan suporter yang memadati sisi lapangan membuat permainan semakin panas. Edy Joe membuka pesta gol lewat sepakan kerasnya di babak pertama.
Gol itu seperti pemantik semangat, membuat jal meukek, Munawar, hingga Aidil Kocar Kacir tampil lebih berani menusuk pertahanan lawan.
PSAN sebenarnya tidak tinggal diam. Thompson dan Viki beberapa kali mencoba mengancam lewat serangan balik cepat.
Namun peluang yang lahir selalu kandas di kaki Munawar yang tampil disiplin di lini belakang. Sementara Agam dan Adi Efect juga tak mampu berbuat banyak menghadapi pressing ketat dari anak-anak Ulee Kareng.
Memasuki paruh kedua, dominasi Ulee Kareng FC makin menjadi. Zainudin yang masuk dari bangku cadangan langsung mencetak gol spektakuler, membuat skor berubah menjadi 2-0. Sorak sorai penonton pecah, seolah laga ini sudah milik mereka.
Tak berhenti di situ, Anca melengkapi pesta gol timnya dengan sontekan tipis yang gagal diantisipasi kiper PSAN. Skor 3-0 bertahan hingga peluit panjang.
Para pemain Ulee Kareng FC saling berpelukan, merayakan kemenangan pertama mereka di ajang Zuma Football Legends dengan penuh euforia.
“Ini awal yang bagus, anak-anak main lepas dan percaya diri. Semoga tren positif ini terus berlanjut di pertandingan berikutnya,” ujar salah satu pendukung fanatik Ulee Kareng yang ikut larut dalam selebrasi kemenangan.
Di sisi lain, PSAN harus menerima kenyataan pahit. Meski kalah, mereka tetap mendapat tepuk tangan dari penonton karena berjuang habis-habisan hingga menit terakhir. Thompson dkk tentu masih punya kesempatan membalikkan keadaan di laga-laga berikutnya.
Turnamen Zumai Football Legends sendiri menjadi wadah reuni bagi para pemain Legend dengan pengalaman panjang di lapangan hijau. Bukan hanya soal gengsi, tapi juga hiburan bagi masyarakat yang rindu atmosfer sepak bola kampung dengan rivalitas khasnya.[Ismail]