HeadlineInternasional

Korban Tewas Gempa Dahsyat di Myanmar dan Thailand Hampir 700 Orang, Pencarian Terus Berlanjut

×

Korban Tewas Gempa Dahsyat di Myanmar dan Thailand Hampir 700 Orang, Pencarian Terus Berlanjut

Sebarkan artikel ini

Haba Nusantara.net, Gempa bumi dahsyat yang mengguncang Myanmar pada Jumat, 28 Maret 2025, telah menyebabkan lonjakan jumlah korban tewas yang dramatis. Hingga Sabtu, 29 Maret 2025, data terbaru dari junta militer Myanmar melaporkan bahwa jumlah korban tewas telah melonjak menjadi hampir 700 orang, dengan lebih dari 1.600 orang lainnya terluka.

Di Thailand, setidaknya 10 orang dinyatakan tewas, sebagian besar merupakan pekerja yang terjebak di reruntuhan menara yang runtuh di Bangkok.

Bencana ini mengakibatkan kerusakan parah pada infrastruktur penting di kedua negara, termasuk jalan, jembatan, dan bangunan-bangunan yang telah runtuh.

Petugas penyelamat terus bekerja tanpa lelah di bawah puing-puing untuk mencari korban yang mungkin masih terperangkap.

Di sisi lain, bantuan internasional mulai mengalir ke daerah-daerah yang terkena dampak, dengan negara-negara seperti China, Rusia, dan Amerika Serikat menawarkan bantuan dalam bentuk tenaga penyelamat dan peralatan medis.

Pihak junta Myanmar dalam pernyataannya menyatakan bahwa kerusakan sangat parah, terutama di kota Mandalay, yang terletak dekat dengan episentrum gempa.

“Kondisi infrastruktur yang hancur menyebabkan banyaknya korban jiwa dan cedera. Kami sedang berusaha maksimal untuk melakukan pencarian korban selamat,” ujar seorang pejabat pemerintah Myanmar.

Pada hari Sabtu pagi, tim penyelamat dari China yang terdiri dari 37 orang tiba di Yangon dengan membawa obat-obatan dan peralatan khusus untuk mendeteksi tanda-tanda kehidupan di reruntuhan.

Mereka bergabung dengan tim penyelamat dari Rusia, yang mengirimkan 120 penyelamat serta dokter dan anjing pelacak untuk membantu upaya pencarian.

Kehadiran tim internasional ini diharapkan dapat mempercepat upaya pencarian korban yang masih terperangkap di bawah puing-puing bangunan.

Salah satu fokus utama adalah menolong para pekerja konstruksi yang terjebak setelah menara 33 lantai di Bangkok runtuh. Di ibu kota Thailand, tim penyelamat terus bekerja keras untuk mengeluarkan para korban dari reruntuhan menara yang ambruk.

“Tim kami telah menggunakan segala sumber daya yang ada. Kami tidak akan menyerah dalam upaya menyelamatkan nyawa, meskipun situasi sangat sulit,” ujar Gubernur Bangkok, Chadchart Sittipunt.

Pemerintah Thailand juga telah mengerahkan pesawat nirawak dan ekskavator untuk membantu pencarian lebih lanjut di kawasan yang terpapar dampak gempa.

Meskipun sejumlah negara mulai mengirimkan bantuan, tantangan terbesar yang dihadapi adalah keberagaman bangunan yang ada di Myanmar.

Beberapa bangunan tradisional yang lebih rentan terhadap kerusakan daripada bangunan beton modern memperburuk situasi pencarian, seperti yang dijelaskan oleh Susan Hough, seorang ilmuwan dari Program Bahaya Gempa Bumi USGS.

“Bangunan tradisional tidak memiliki kekuatan struktur yang sama dengan bangunan modern, sehingga kerusakannya bisa lebih fatal,” kata Hough dalam wawancara dengan Reuters.

Penyelidik dari Badan Geologi Amerika Serikat (USGS) mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas dapat terus meningkat, dengan estimasi lebih dari 10.000 orang yang mungkin kehilangan nyawa akibat gempa ini.

Hal ini dikarenakan gempa terjadi pada siang hari, ketika banyak orang sedang beraktivitas, memungkinkan mereka untuk segera bereaksi dan mencari perlindungan.

Di tengah bencana ini, penduduk Myanmar dan Thailand terus berjuang untuk bertahan hidup, sementara pemerintah setempat serta organisasi internasional berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan bantuan. Masyarakat global pun turut mengirimkan doa dan dukungan untuk korban dan keluarga yang terdampak.

Saat ini, tim penyelamat terus menggali reruntuhan dengan harapan dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa.

Setiap menit yang berlalu menjadi sangat krusial, dengan harapan agar lebih banyak korban dapat ditemukan dan selamat dari bencana yang sangat memilukan ini.[]

Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
close