Habanusantara.net – Sebutan Kawasan Toko Belakang sudah sejak masa penjajahan Belanda sudah ada di Kota Langsa dan masih dikenal hingga sekarang.
Toko Belakang ini merupakan kawasan pecinan atau China Town di Kota Langsa, karena umumnya dihuni oleh komunitas Tionghoa.
Masih terlihat bangunan tua yang bergaya arsitektur perpaduan China dan Eropa yang menandakan kawasan pecinan ini sudah ada sejak zaman dulu.
Kawasan inipun menarik dikunjungi sebagai selingan melengkapi wisata ke Langsa, setelah menjelajahi kawasan kota lainnya dan objek wisata yang ada di Langsa.
Menurut yang diketahui oleh seorang warga Gampong Daulat, Yahya yang berusia hampir 80 tahun, disebut kawasan toko bekang karena deretan bangunan pertokoan paling belakang dari kawasan pusat kota.
Yahya mengaku sejak zaman masa Belanda sudah mendiami Gampong Daulat, Dusun Kampung Melayu yang bersisian langsung dengan kawasan toko belakang, dimulai sejak dari orang tuanya, sekitar 1930 -an, menurut yang diketahuinya dulunya kawasan toko belakang merupakan bagian dari pusat Kota Langsa.
Ia menyebutkan, karena juga bagian dari pusat kota, kawasan pecinan sudah sangat ramai sejak dulu, apalagi tidak jauh di depan kanan sebelah selatan ada stasiun kereta api yang menambah suasana Kota Langsa sudah ramai masa itu.
Kawasan Toko Belakang yang berada di lokasi sepanjang ruas Jalan Iskandar Muda memang sering dan tetap memiliki daya tarik tersendiri serta selalu mengundang perhatian banyak orang atau wisatawan yang berkunjung ke Kota Langsa, kawasan pecinan ini menawarkan pemandangan klasik, unik dan esentrik.
Meski sudah banyak bangunan moderen, namun sampai sekarang masih ada beberapa bangunan tua bergaya arsitektur China dan Eropa asli milik warga Tionghoa, yang menjadi pemandangan klasik yang menarik di kawasan Toko Belakang, Jalan Iskandar Muda.
Di kawasan tersebut hingga sekarang masih terasa nuansa budaya Tiongkok, seperti berbagai sajian menu makanan khas negeri tirai bambu yang dijajakan yaitu kwetiau, pangsit dan capcai.
Sepanjang ruas jalan kawasan itu juga banyak toko, warung, kedai -kedai kecil menjajakan berbagai menu makan, minuman, jus, kebutuhan dapur dan asesories. Suasananya tetap selalu ramai pagi, siang dan malam.
Seorang pedagang Asesories di Kawasan Toko Belakang, Herdi, menyebutkan, di kawasan masih ramai warga Tionghoa, masih dijajakan mie tiau, pangsit dan capcai.
“Kawasan Toko Belakang tetap selalu ramai, kalau mau membeli kuliner khas Tiongkok seperti mie pangsit, mie tiau masih ada dijajakan di sini, juga banyak toko menjual pernak, pernik asesories dan cafee, warung aneka makanan dan jus. Selalu ramailah kawasan ini,” ujarnya.
Tidak hanya kuliner khas Tiongkok, di kawasan Toko Belakang juga bisa ditemukan bangunan pabrik kecap asin tertua di Kota Langsa. Kecap Asin Langsa ini sudah sangat di kenal hingga di luar Aceh.
Selain itu, di kawasan Toko Belakan juga ada objek wisata yang tidak kalah menarik yaitu Vihara Buddha Kota Langsa yang sederhana namun indah.
Tidak jauh ke arah timur, ada juga kawasan pasar, para pengunjung bisa mendapatkan atau membeli makanan dan kuliner khas Langsa diantaranya terasi yang sudah cukup dikenal dan kebutuhan atau keperluan lainnya.
Kawasan Toko Belakang sangat tepat untuk mengakhiri dan melengkapi perjalanan menjelajah wisata Kota Langsa. (***).