Habanusantara.net, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lhokseumawe menerapkan berbagai strategi dalam upaya menurunkan angka stunting, termasuk pelatihan kader kesehatan dan intervensi spesifik serta sensitif.
Kadis Kesehatan Kota Lhokseumawe, Safwaliza, S. Kep. MKM, menjelaskan bahwa langkah-langkah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan kualitas gizi anak, dengan harapan dapat mengurangi angka stunting yang saat ini tercatat sebanyak 714 anak hingga bulan september 2024.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinkes, antara lain peningkatan kapasitas petugas persalinan normal, konseling menyusui dini, dan pelatihan penginputan aplikasi elektronik untuk catatan pelaporan gizi berbasis masyarakat.
“Kami juga memberikan pelatihan kepada kader mengenai tumbuh kembang anak, pemberian makan balita, serta cara menggunakan alat antropometri dengan benar. Edukasi ini juga meliputi pengolahan makanan berbahan pangan lokal di rumah gizi Gampong,” jelas Safwaliza.
Meskipun upaya ini menunjukkan hasil, masih terdapat kendala yang dihadapi, terutama dalam pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal.
Tiga kendala utama yang diidentifikasi adalah rendahnya tingkat ASI eksklusif, kurangnya imunisasi dasar lengkap, dan minimnya pemahaman masyarakat tentang stunting.
“Banyak ibu yang enggan memberikan ASI, sebagian karena pengaruh iklan susu formula. Padahal, ASI penting untuk kesehatan bayi, terutama pada jam pertama kelahiran,” tambahnya.
Selain itu, stigma negatif terhadap imunisasi juga menjadi masalah, yang membuat anak-anak rentan terhadap penyakit dan berpotensi
menyebabkan stunting.
“Kami bekerja sama dengan lintas sektor untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya imunisasi,” ungkapnya.
Dinkes Kota Lhokseumawe telah merancang peta jalan dengan sebelas program intervensi spesifik untuk pencegahan stunting.
Program ini mencakup skrining anemia, pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil dan remaja putri, pemeriksaan kehamilan, pemantauan tumbuh kembang, serta edukasi kepada remaja putri, ibu hamil, dan keluarga balita.
Sementara itu, intervensi sensitif juga dilakukan, seperti mengatasi perilaku buang air besar sembarangan dan peningkatan sanitasi.
“Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap gampong tidak lagi melakukan BAB sembarangan dan memiliki akses air bersih serta jamban keluarga,” tegas Safwaliza.
Angka stunting di Lhokseumawe menunjukkan tren penurunan yang positif. Saat ini, aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat mencatat 714 anak dengan stunting per bulan, turun signifikan dibandingkan tahun lalu.
“Kami optimis angka ini akan terus menurun seiring dengan pelaksanaan berbagai program pencegahan dan edukasi yang kami lakukan,” tutupnya.
Mendorong Peran Orang Tua dalam Pencegahan Stunting
Dalam upaya mencegah stunting, Dinas Kesehatan Lhokseumawe juga mengajak para orang tua untuk memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang kaya protein hewani.
Protein hewani seperti daging, ikan, dan telur dinilai penting untuk pertumbuhan optimal anak.
Safwaliza menekankan bahwa pemantauan pertumbuhan anak secara rutin sangat penting.
“Jika berat badan anak tidak naik, segera periksa ke dokter di puskesmas untuk penanganan lebih lanjut,” ujarnya.
Ia menguraikan beberapa langkah efektif yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mencegah stunting:
- Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan anak.
- Memberikan MP-ASI yang sesuai dengan umur anak dan kaya akan nutrisi, terutama protein hewani.
- Rutin memeriksakan perkembangan, pertumbuhan, dan status gizi anak ke dokter atau puskesmas.
- Melengkapi imunisasi wajib dan tambahan sesuai jadwal yang ditentukan.
- Memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usia bayi untuk mendukung perkembangan kognitif dan motorik.
- Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar tetap sehat.
- Segera membawa bayi ke rumah sakit atau dokter jika sakit.
Melalui langkah-langkah ini, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya pencegahan stunting dan berkontribusi dalam menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas.[***]