Habanusantara.net- Pemerintah Aceh memberikan dukungan dan apresiasi terhadap upaya nyata yang dilakukan oleh PT Bank Aceh Syariah (BAS) dalam mempersiapkan diri sebagai Bank Devisa. Hal ini diungkapkan oleh Asisten Administrasi Umum Sekda Aceh, Iskandar AP, saat membacakan sambutan dari Sekda Aceh dalam acara Gathering PT Bank Aceh Syariah bersama Badan Pengelolaan Keuangan Daerah se-Aceh, yang berlangsung di Ballroom Hermes Palace Hotel pada Senin (22/5/2023).
“Pemerintah Aceh tentu mengapresiasi upaya yang saat ini sedang dan terus dilakukan oleh jajaran BAS, yang menargetkan Bank Aceh menjadi Bank Devisa, dan ditargetkan terlaksana pada catur wulan ke tiga tahun 2023 ini,” ujar Iskandar.
Selain melibatkan jajaran Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota, PT Bank Aceh Syariah juga sering mengadakan gathering dengan para pelanggan, media, dan pemangku kepentingan lainnya. Iskandar menjelaskan bahwa Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) sebagai salah satu mitra sinergi memiliki tanggung jawab untuk merumuskan kebijakan teknis terkait keuangan daerah, menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang keuangan, serta melaksanakan tugas-tugas di bidang keuangan lainnya.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, disebutkan bahwa Sistem Pengendalian Intern Keuangan Daerah merupakan proses berkesinambungan yang dilakukan oleh badan yang bertugas melakukan pengendalian guna menjamin agar kebijakan pengelolaan keuangan berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Iskandar menekankan bahwa BPKD memiliki otoritas dalam menjamin terciptanya pengelolaan keuangan yang baik, aman, terkendali, dan transparan.
Menyusul pernyataan tersebut, Iskandar juga menyampaikan bahwa PT Bank Aceh Syariah (BAS) merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak di bidang perbankan. Bank ini memiliki tugas dan tanggung jawab, antara lain, memperlancar transaksi perdagangan dan pembayaran uang, memberikan fasilitas atau kemudahan terkait aliran dana dari yang memiliki kelebihan kepada yang membutuhkan, menghimpun dana masyarakat, menyalurkannya dalam bentuk kredit, serta mengatur stabilitas uang dan layanan jasa lain yang dibutuhkan.
Iskandar melihat adanya benang merah yang menghubungkan tugas BPKD dengan PT Bank Aceh Syariah dalam membangun kerjasama yang kuat. Kerjasama antara PT Bank Aceh Syariah dan Pemerintah Daerah di seluruh Aceh telah terjalin dengan baik, namun terdapat beberapa hal yang perlu diperkuat dalam kerjasama tersebut.
Oleh karena itu, Iskandar berharap bahwa momen gathering ini dapat dimanfaatkan sebagai media untuk memperkuat kerjasama antara PT Bank Aceh Syariah dan BPKD. Ia optimis bahwa kerjasama kedua belah pihak akan terus terjalin dengan baik, sehingga PT Bank Aceh Syariah dan BPKD dapat bekerja sama dalam menciptakan pengelolaan keuangan pemerintah yang baik di seluruh Aceh.
Iskandar juga mengimbau jajaran PT Bank Aceh Syariah untuk terus memperkuat keamanan siber mereka dan meningkatkan inovasi layanan guna memberikan keamanan dan kenyamanan bagi nasabah Bank Aceh Syariah. Dengan demikian, Bank Aceh Syariah akan tumbuh menjadi bank yang semakin diakui dan diterima oleh masyarakat Aceh.
Direktur Utama Bank Aceh Syariah, Muhammad Syah, sebelumnya juga menyampaikan bahwa pihaknya menargetkan Bank Aceh Syariah menjadi Bank Devisa pada catur wulan ke tiga tahun ini.
Dalam acara gathering tersebut, BAS juga melakukan penandatanganan kerjasama Pendampingan Persiapan Operasional Bank Devisa dengan Ketua LPPI Jakarta, Retno Wahyuni Wijayanti. BAS juga melakukan Kick Off Feasibility Study Pembukaan Kantor Cabang Bank Aceh di Batam.
Dengan upaya yang dilakukan oleh PT Bank Aceh Syariah untuk menjadi Bank Devisa, didukung oleh apresiasi dan dukungan pemerintah Aceh, diharapkan dapat membawa manfaat yang signifikan bagi perekonomian Aceh.
Sebagai Bank Devisa, Bank Aceh Syariah akan memiliki kemampuan untuk menjalankan transaksi valuta asing dan berperan aktif dalam perdagangan internasional. Hal ini akan memperkuat posisi bank tersebut dalam pasar keuangan global dan meningkatkan daya saing Aceh sebagai pusat bisnis dan investasi.
Selain itu, keberhasilan Bank Aceh Syariah dalam menjadi Bank Devisa juga akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Aceh secara keseluruhan. Bank yang memiliki akses lebih luas ke pasar internasional akan mampu mendukung pembiayaan proyek-proyek strategis, termasuk infrastruktur, pariwisata, dan sektor-sektor ekonomi lainnya. Ini akan mendorong pertumbuhan sektor usaha, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh.
Selain itu, dengan status Bank Devisa, Bank Aceh Syariah juga dapat memberikan kontribusi dalam menarik investasi asing ke Aceh. Kemampuan untuk menyediakan layanan perbankan yang sesuai dengan standar internasional akan memberikan kepercayaan kepada investor asing untuk berbisnis dan menanam modal di Aceh. Hal ini akan membuka peluang baru untuk pengembangan sektor-sektor ekonomi potensial di daerah tersebut.
Apresiasi dan dukungan pemerintah Aceh terhadap upaya Bank Aceh Syariah merupakan langkah yang sangat positif dalam mendorong pertumbuhan sektor perbankan dan ekonomi di Aceh. Dengan kerjasama yang erat antara bank dan pemerintah, diharapkan tercipta sinergi yang kuat dalam mencapai tujuan bersama untuk memajukan perekonomian daerah.
Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, langkah PT Bank Aceh Syariah untuk menjadi Bank Devisa adalah langkah yang strategis. Keberhasilan bank ini akan menjadi bukti bahwa sektor perbankan di Aceh mampu beradaptasi dan bersaing di tingkat global. Hal ini juga akan menginspirasi institusi keuangan lainnya untuk mengikuti jejak yang sama, meningkatkan daya saing sektor perbankan Aceh secara keseluruhan.
Dengan adanya transformasi Bank Aceh Syariah menjadi Bank Devisa, Aceh dapat mengoptimalkan potensi ekonomi dan keuangan daerah untuk mendorong pembangunan yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Diharapkan, langkah ini akan membawa Aceh menuju masa depan yang lebih baik dan lebih sejahtera.[]