Sambungnya, M Nazar telah berkorban banyak untuk perjuangan dan perdamaian Aceh bahkan menjadi pendorong dan kontributor konsep resolusi konflik Aceh yang sangat dominan meskipun kemudian dalam perjanjian MoU Helsinki tidak terakomodir secara penuh.
“Namun pemikirannya sangat hebat untuk Aceh masa depan, terlibat dan memahami details MoU Helsinki dan UU PA, tidak butuh adaptasi lagi dan tidak perlu belajar lagi kalau urusan politik, pemerintahan, negosiasi dan diplomasi, spirit aktifisme dan ayatullah aktifisnya Aceh,”jelas Miswani bersemangat.
Muhammad Nazar dan Partai SIRA memang yang paling ideal dan kami banyak belajar dari beliau sejak dulu ketika masa konflik saat orang-orang lain tak berani berdekatan dengan anggota GAM tetapi beliau dan SIRA (Sentra Informasi Referendum Aceh) yang dipimpinnya secara terbuka mendukung dan mengakui GAM sehingga status atau stigma Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) dan sebagainya yang menakutkan rakyat menjadi hilang.



















