Habanusantara.net, Untuk menghindari terjadinya virus polio atau lumpuh layu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh genjot capaian vaksin polio pada anak usia 12 tahun di Aceh hingga mencapai 95 persen.
“Vaksin ini wajib bagi siapa pun. Jadi tidak melihat apakah sudah imunisasi polio atau belum, semuanya, target kita 95 persen ” kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif di Banda Aceh.
Menurutnya, , anak-anak di seluruh provinsi itu akan mendapat imunisasi polio tetes. Langkah itu ditempuh menyusul ditemukan satu kasus polio tipe dua di Pidie yang telah ditetapkan menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
Ia menjelaskan usai penemuan satu kasus polio yang menyerang anak di Kabupaten Pidie, pihaknya terus berkolaborasi dengan pemerintah pusat hingga ke daerah untuk penanganan terhadap pasien maupun langkah preventif ke depan.
“Salah satunya, dengan memberikan imunisasi polio tetes kepada seluruh anak di Aceh, terutama bagi mereka yang berusia di bawah 12 tahun,” ujar dr. Hanif
Dikatakannya, untuk tahap awal, imunisasi polio tetes akan diberikan kepada anak di Kabupaten Pidie mulai 28 November 2022 selama sepekan.
“Kita upayakan tidak ada penolakan. Nanti kita akan rapat dengan pemerintah kabupaten/kota supaya bupati/wali kota mewajibkan kepada seluruh masyarakat, terutama anak-anak di bawah 12 tahun untuk mendapatkan vaksin polio,” katanya.
Untuk membantu Kabupaten Kota dalam penanganan kasus Polio, kata dr. Hanif, Pihaknya telah membentuk tim terutama dalam menyukseskan pemberian imunisasi polio tetes. dimana tim itu nantinya Untuk distribusi tenaga kesehatan di daerah juga cukup, seperti di Puskesmas, Pustu, dan Poskedes. Pihaknya juga mengirim tim untuk pendampingan, termasuk dari Unicef dan pemerintah pusat.
Kemudian, pada 5 Desember 2022 mendantang juga akan dilanjutkan dengan pemberian imunisasi polio tetes secara serentak bagi anak-anak di seluruh kabupaten/kota lainnya di Tanah Rencong.
“Kita ikut prosedur yang disampaikan WHO dan Kemenkes. Saat ini kesimpulannya, Aceh menggunakan polio tetes, lebih efektif dan lebih mudah,” tuturnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh, Iman Murahman melanjutkan pada 5 Januari 2023, pihaknya akan kembali melakukan imuninsasi polio tahap ke dua pada 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
“Di tahap kedua nanti mudah-mudahan capaian imunisasi polio di Aceh harus minimal 95 persen, agar anak-anak dibawah 12 tahun terhindar dari penyakit ini,” ujar Dr. Imam.
Ia menjelaskan, capaian imunisasi yang rendah dapat mengkibatkan virus polio. Anak-anak yang tak mendapatkan vaksinasi polio akan dengan mudah terinfeksi virus.
“Jika anak-anak mendapatkan imunisasi rutin mendapatkan tetesan polio dan vaksin injeksi tipe 2 itu sebenarnya walaupun virusnya ada tapi tidak akan terkena lumpuh,” tuturnya.
Terhadap kasus polio atau lumpuh layu yang menyerang bocah berinisial A (7) di Kabupaten Pidie, Kabid P2P Dinkes itu meminta kepada orang tua untuk menjadikannya sebagai pembelajaran penting, terutama terkait dengan imunisasi dasar lengkap bagi anak.
dr. Iman Murahman mengungkapkan, bocah itu tidak memiliki riwayat imunisasi.
“Orang tuanya, katanya, juga menyesal karena mendengar anjuran dari beberapa pihak untuk tidak memberikan anaknya imunisasi,” ungkapnya.
Ia berharap, dengan kejadian yang terjadi di Pidie ini, bisa menjadi pelajaran bagi orang tua lainnya di Aceh.
Ia menjelaskan Bocah 7 tahun itu, tidak pernah mendapatkan imunisasi dasar, khususnya vaksin polio. Orang tua A memilih tidak melakukan imunisasi karena anjuran beberapa pihak. Menurut penilaian orang tua, anak yang kejang tidak perlu diberikan imunisasi.
“Sehingga orang tuanya mengikuti dan memang hingga saat ini pemberian imunisasi kepada anak ini tidak ada,” ujarnya.
Sebab itulah saah satu sebab capaian imunisasi yang rendah sehingga pada saat virus polio masuk, membuat anak dengan mudah terinfeksi.
Menurutnya, Polio hanya dapat dicegah dengan imunisasi. Penyakit ini menular dan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, bahkan kematian terutama pada anak usia di bawah lima tahun yang tidak mendapat imunisasi polio secara lengkap.
Gejala awal polio seperti demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher, dan nyeri di tungkai. Virus polio masuk tubuh melalui mulut, bersumber dari air atau makanan yang telah terkontaminasi dengan tinja orang yang terinfeksi.
Gejala biasanya muncul setelah 7-10 hari setelah terinfeksi, namun juga dapat terjadi dalam rentang 4-35 hari. Virus di tinja dapat bertahan selama 3-6 minggu, sehingga perilaku buang air besar sembarangan (BABS) meningkatkan risiko infeksi polio.
Ia mengatakan tidak ada obat untuk polio. Tata laksana kasus lebih ditekankan pada tindakan suportif dan pencegahan terjadinya cacat, sehingga anggota gerak diusahakan kembali berfungsi senormal mungkin.
“Penemuan dini dan perawatan dini penting untuk mempercepat kesembuhan dan mencegah bertambah beratnya cacat,” ujarnya.
“Penyakit polio berbahaya, namun mudah dicegah dengan imunisasi polio lengkap serta melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti BAB di jamban, cuci tangan pakai sabun dan menggunakan air matang untuk makan dan minum,” pungkasnya[adv].