“Kita tak perlu menepisnya, karena semuanya itu bahagian dari sebuah catatan cerita kecil layaknya berorganisasi.
Ketika dimulai dari tiada dan ada pasti,lah semua merasa terpaannya, ibarat semakin tinggi diatas semakin kencang pula angin yang menghembuskannya, namun yang terpenting bagaimana kita mampu mengendalikannya.
Berpose diujung pantai Syiah Kuala bersama pembina komunitas Hoe Jak Gowes, H Heri Julius, Minggu, (17/1/2021)
“Itu yang terpenting bagi kita, bagaimana harus mampu mengendalikannya sehingga angin yang berhembus kencang itu bisa membawa kesejukan dengan penuh keyakinan bahwa kita bisa berpikir lebih cerdas dan realistis.
Meski, masih tergolong rentan di usia yang masih belia, tepatnya dipertengahan tahun 2020 lalu, Hoe Jak gowes terus berjalan seiring waktu mengintari Kota Banda Aceh – Aceh Besar, seiring detak jarum jam dinding berputar hingga dalam perjalanannya komunitas Hoe Jak gowes terus berjalan hingga hari ini.
Tak jarang kadang banyak kegiatan yang digerakkan, mulai dari doorpres, bhakti sosial dalam bentuk bersih bersih hingga kedepan berencana menggelar program sedekah ceria.




















