“Ya banyak sekali ibu-ibu, emak-emak karena ya bahan bahan pokok sering melonjak tinggi, akhir bulan itu harus berutang. Dan utang itu kadang – kadang bunganya 1 persen per hari, ya, itu sangat membebani,” kata Sandiaga yang dilansir dari suara.com.
Sandiaga berharap kalau Bank Infaq bisa menjadi solusi dari beratnya beban masyarakat terutama emak-emak yang harus mengatur keuangan sehari-hari. Apalagi saat ini sudah ada pinjaman berbasis online yang memberikan pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi.
Belum lagi emak-emak harus dihadapkan dengan rentenir apabila belum membayar utang tersebut tepat waktu. Bank Infaq dihadirkan sebagai program inovatif agar nantinya emak-emak yang ingin mengajukan pinjaman bisa tetap tenang tanpa harus memikirkan ancaman dari rentenir.