Habanusantara.net, – Banjir kembali melanda wilayah Aceh Timur setelah hujan deras disertai angin kencang mengguyur kawasan itu sejak Kamis (20/11).
Sedikitnya 32 gampong di tiga kecamatan—Simpang Ulim, Nurussalam, dan Madat—terendam dengan ketinggian air mencapai 40 sentimeter hingga satu meter.
Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky, mengatakan banjir terjadi dalam dua hari terakhir dan menyebabkan aktivitas warga terganggu.
“Total sebanyak 32 desa terendam banjir. Ketinggian bervariasi mulai 40 sentimeter hingga satu meter,” ujar Iskandar, Minggu (23/11/2025).
Selain merendam permukiman, angin kencang juga merusak dua rumah warga di Desa Tuha 1, Kecamatan Simpang Ulim, serta di Desa Matang Keupula Sa dan Meunasah Hasan Satu, Kecamatan Madat.
Sejumlah fasilitas umum, seperti jalan dan saluran irigasi, turut dilaporkan rusak. Pendataan kerusakan masih berlangsung.
Iskandar menyebutkan enam kepala keluarga (KK) di Desa Pucok Alu dan Keude Tuha, Kecamatan Simpang Ulim, terpaksa mengungsi ke rumah kerabat karena rumah mereka terendam.
Ia menyampaikan banjir kali ini menambah deretan bencana serupa yang melanda beberapa wilayah Aceh, termasuk Aceh Utara, Bireuen, dan Lhokseumawe.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Aceh Timur, Ashadi, menyebutkan data sementara menunjukkan empat kecamatan terdampak banjir.
“Ada enam kepala keluarga yang mengungsi ke rumah tetangga dan kerabat akibat rumahnya terendam,” ujarnya.
Menurut Ashadi, banjir juga merendam puluhan rumah di sejumlah desa di Kecamatan Simpang Ulim, seperti Desa Peulalu (21 rumah), Keude Tuha (6 rumah), Blang (30 rumah), Pucok Alue Dua (6 rumah), Pucok Alue Sa (30 rumah), dan Pucok Alue Barat (30 rumah).
Di Kecamatan Nurussalam, banjir terutama berdampak pada area persawahan, sementara data kerusakan di Kecamatan Madat dan Idi Rayeuk masih dikumpulkan.
Tidak hanya banjir, angin kencang turut menyebabkan satu rumah rusak berat di Desa Keude Tuha, Kecamatan Simpang Ulim.
Ashadi mengimbau warga, terutama yang tinggal di bantaran sungai dan daerah rawan genangan, untuk waspada terhadap potensi luapan air.
“Kami ingatkan masyarakat lebih berhati-hati karena luapan sungai dapat terjadi sewaktu-waktu. Jika banjir terjadi, segera informasikan dan selamatkan diri serta harta benda,” katanya.[]




















