Habanusantara.net – Dinas Pendidikan Dayah Aceh menegaskan kembali komitmennya untuk terus mencetak generasi santri yang berakhlak mulia, profesional, berintegritas, dan bermartabat.
Hal itu disampaikan Sekretaris Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Muhsin, S.Pd.I, M.Pd.I, saat menghadiri kegiatan “Jaksa Masuk Dayah” di Dayah Bustanul Ulum, Alue Pinang, Langsa Timur, Sabtu 22 November 2025.
Di hadapan ratusan santri, Muhsin menegaskan bahwa santri Aceh memiliki peran strategis dalam pembangunan moral dan intelektual masyarakat.
Menurutnya, dayah sejak dulu menjadi pusat lahirnya ulama, dai, dan tokoh masyarakat yang dihormati, dan tradisi itu harus terus diperkuat melalui pendidikan yang terstruktur serta disiplin yang ketat.
“Santri Aceh harus tumbuh menjadi pribadi profesional, bermartabat, dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam. Dayah bukan hanya tempat belajar agama, tetapi juga pusat pembentukan karakter,” ujar Muhsin dalam sesi pembekalan.
Muhsin menjelaskan, banyak ulama dan penceramah kaliber nasional berasal dari dayah di Aceh, termasuk dari wilayah Kota Langsa.
Hal itu menjadi bukti lingkungan pendidikan dayah punya potensi besar dalam melahirkan generasi berilmu yang mampu memberi kontribusi nyata bagi bangsa.
Dinas Pendidikan Dayah Aceh juga memastikan dukungan penuh terhadap pengembangan lembaga pendidikan dayah melalui program pembangunan, peningkatan kualitas tenaga pendidik, serta penguatan kurikulum berbasis syariat dan karakter.
“Kami terus mendorong agar dayah di Aceh menjadi institusi modern dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi keilmuan. Pemerintah berkomitmen untuk memberi dukungan penuh, baik dari sisi pembangunan fisik maupun peningkatan kompetensi,” jelasnya.
Selain memberikan motivasi, Muhsin juga mengingatkan pentingnya ketaatan terhadap aturan dayah sebagai salah satu kunci keberhasilan dalam menuntut ilmu. Ia menekankan bahwa era digital membawa tantangan baru, termasuk maraknya penyalahgunaan teknologi dan perilaku menyimpang seperti judi online dan perundungan.
“Santri adalah calon penerus ulama dan pemimpin. Jangan kotori masa depan dengan hal-hal yang dapat merusak integritas. Fokuslah belajar, berakhlak, dan menjaga marwah dayah,” tegasnya.
Kegiatan “Jaksa Masuk Dayah” sendiri menghadirkan berbagai materi penting, mulai dari edukasi hukum oleh Kejaksaan Tinggi Aceh hingga pembekalan literasi keuangan syariah dari Bank Aceh Syariah.
Para pemateri berusaha membuka wawasan santri tentang pentingnya memahami hukum, menjauhkan diri dari praktik kejahatan digital, serta mengelola keuangan dengan baik.
Antusiasme santri tampak tinggi ketika mereka berdialog langsung dengan para pemateri, bahkan beberapa santri menerima hadiah karena aktif bertanya dan menjawab kuis yang diberikan.
Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama yang mempertegas sinergi antara Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Kejati Aceh, dan Bank Aceh Syariah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dayah serta memperkuat karakter generasi muda Aceh.




















