HABANUSANTARA.NET – Banyak pengendara di jalan raya yang merasa percaya diri ketika memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Sensasi adrenalin, jalan kosong, atau sekadar ingin cepat sampai sering jadi alasan. Tapi tanpa disadari, kebiasaan ngebut justru membuat pandangan mata semakin sempit — dan ini berisiko besar terhadap keselamatan.
Instruktur Safety Riding dari Capella Honda, Reza Novendri, menjelaskan bahwa salah satu kesalahan paling fatal dalam berkendara adalah melewati batas kecepatan yang ditetapkan. Padahal, aturan batas kecepatan bukan sekadar formalitas. Ia dirancang dengan memperhitungkan kemampuan manusia dalam mengenali bahaya dan bereaksi di jalan.
“Pandangan mata itu krusial dalam proses berkendara. Dari sinilah kita mengenali situasi, mengambil keputusan, dan akhirnya melakukan tindakan. Kalau kecepatan terlalu tinggi, mekanisme reaksi itu bisa terganggu,” ujar Reza.
Secara teknis, proses ini disebut mekanisme reaksi yang terdiri dari tiga tahap: identifikasi, keputusan, dan pengoperasian. Ketika kecepatan bertambah, waktu untuk melalui ketiga proses itu menyusut drastis — sementara risiko di jalan meningkat.
Reza juga mengungkapkan bahwa area pandangan mata manusia idealnya berada pada rentang 180°–200°. Dalam kondisi normal, pengendara masih bisa memantau area 100° di sisi kiri dan kanan dari titik tengah pandangan. Tapi saat kecepatan meningkat, sudut pandang itu mulai menyempit.
Sebagai gambaran: