Habanusantara.net– Dini hari yang sunyi di Kampung Tualang Baro, Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang, mendadak berubah menjadi kepanikan yang memilukan. Sekitar pukul 04.00 WIB, Minggu 25 Mei 2025, si jago merah melahap empat unit rumah toko (ruko) yang berdiri berdempetan—dua di antaranya berkonstruksi permanen, dua lainnya semi permanen.
Dalam kobaran api yang menggila, satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri dan empat anak mereka tak berhasil menyelamatkan diri. Mereka ditemukan tak bernyawa, terjebak dalam kepungan api yang cepat menyambar dari satu bangunan ke bangunan lainnya.
Kabar duka ini mengguncang warga Kampung Meunasah Paya, tempat asal keenam korban yang diketahui adalah Ahyar (37), sang kepala keluarga; Khatijah (37), istrinya; dan keempat buah hati mereka—Fitra (10), Muis Zulfatan (9), Nabila (3,5), dan si bungsu M. Hakim (1,5).
Keluarga ini diketahui menjalankan usaha grosiran di salah satu ruko yang menjadi pusat kebakaran. Malam itu, api datang tanpa peringatan. Ketika semua tertidur lelap, panas dan asap pekat sudah lebih dulu mengurung mereka.
Saksi mata, Ilham, warga setempat yang saat itu hendak menunaikan salat Subuh, menjadi orang pertama yang menyadari kebakaran.
“Saya lihat api dari dalam ruko, besar sekali, langsung saya lari ke Koramil dan Polsek, jaraknya nggak sampai 200 meter,” ujarnya dengan suara bergetar. Kobaran api disertai suara dentuman keras membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah.
Tak butuh waktu lama, api menyambar ke ruko lain yang berada berdekatan. Bangunan semi permanen dengan banyak barang mudah terbakar membuat si jago merah cepat menjalar, bahkan sebelum tim pemadam tiba.
Sekitar pukul 05.25 WIB, satu unit mobil pemadam dari Pos Opak tiba di lokasi, disusul empat unit dari Kuala Simpang tujuh menit kemudian. Api baru benar-benar padam pada pukul 07.50 WIB setelah hampir tiga jam perjuangan tim pemadam yang dibantu warga sekitar.
Menurut Doni, salah satu petugas pemadam kebakaran dari BPBD Aceh Tamiang, total tujuh mobil pemadam dan satu unit tangki air dikerahkan.
“Kami turunkan 35 personel dari lima pos. Api besar, panasnya luar biasa. Tapi kami bertekad harus bisa selamatkan siapa pun yang masih mungkin tertolong,” ungkapnya.
Sayangnya, keenam korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di dalam ruko mereka yang hangus terbakar.[]