Kesehatan

Dinkes Aceh Barat Gencar Berikan PMT dan Edukasi Kader untuk Tekan Stunting

×

Dinkes Aceh Barat Gencar Berikan PMT dan Edukasi Kader untuk Tekan Stunting

Sebarkan artikel ini

Habanusantara.net– Stunting, atau kondisi kekurangan gizi kronis pada anak yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan, masih menjadi tantangan kesehatan yang dihadapi oleh Kabupaten Aceh Barat.

Kasi Kesehatan Gizi Dinkes Aceh Barat, Fitriany, menjelaskan bahwa stunting adalah kondisi di mana tinggi badan anak berada di bawah standar usianya akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang, terutama selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Stunting umumnya ditandai dengan tinggi badan yang rendah, wajah yang tampak lebih muda dari usia, serta rentan terhadap berbagai penyakit.

Fitriany juga menjelaskan bahwa penyebab utama stunting adalah kekurangan asupan gizi yang cukup dan berkualitas, infeksi berulang, serta lingkungan yang tidak higienis.

“Anak yang mengalami stunting tidak hanya memiliki tubuh yang lebih pendek, tapi juga cenderung mengalami keterlambatan perkembangan kognitif dan daya tahan tubuh yang lebih rendah,” ujarnya.

Upaya Dinkes Aceh Barat untuk Menurunkan Angka Stunting

Dinas Kesehatan Aceh Barat terus menjalankan berbagai program untuk menurunkan angka stunting. Hingga Agustus 2024, angka stunting berhasil ditekan menjadi 195 kasus dari lebih dari 300 kasus pada tahun-tahun sebelumnya.

Salah satu upaya penting yang dilakukan adalah pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk anak-anak yang mengalami stunting, yang dibiayai oleh Dinkes dan dana desa.

Upaya ini diharapkan dapat menurunkan angka stunting lebih lanjut hingga akhir tahun.

Kasi Kesehatan Gizi Dinkes Aceh Barat, Fitriany, menyebutkan bahwa pihaknya telah melaksanakan pelatihan kader kesehatan sejak 2023 hingga 2024.

“Pelatihan ini telah mencakup 214 kader, yang kami ajari tentang teknik penimbangan dan penggunaan alat antropometri. Selama ini, data stunting tinggi karena ketidakakuratan data yang dihasilkan oleh kader sebelumnya,” jelasnya.

Fitriany menambahkan bahwa pihaknya telah membagikan alat timbangan baru antropometri kit ke seluruh Posyandu di Aceh Barat untuk memastikan pengukuran yang lebih akurat.

Namun, kendala yang dihadapi adalah seringnya pergantian kader oleh keuchik, serta belum maksimalnya penggunaan teknologi yang tepat seperti Dehchip oleh beberapa kader.

“Ini menyebabkan data yang kami kumpulkan masih belum sepenuhnya akurat,” tambahnya.

Selain pelatihan kader, Dinkes Aceh Barat juga melakukan berbagai program seperti Rembuk Stunting, audit kasus stunting berbasis sanitasi, serta penanganan limbah untuk masyarakat perkotaan.

PMT lokal juga diberikan secara rutin untuk anak-anak stunting, dengan anggaran yang berasal dari Dinkes dan dana desa.

Fitriany berharap agar kolaborasi antara Posyandu, Puskesmas, Pustu, dan semua pemangku kepentingan bisa terus berjalan dengan baik.

“Peran semua pihak sangat menentukan dalam upaya penurunan angka stunting di Aceh Barat. Semua langkah ini kami lakukan untuk mencapai satu tujuan, yaitu penurunan stunting,” tegasnya.

Tak hanya itu, Dinkes Aceh Barat juga fokus pada pemenuhan gizi bagi ibu hamil dan balita, serta vaksinasi rutin di setiap Posyandu sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting.

“Kami berharap pada akhir 2024, angka stunting di Aceh Barat akan turun lebih signifikan lagi,” tutup Fitriany optimistis.

Ajak Cegah tunting dengan MP-ASI Kaya Protein Hewani

Dalam upaya mencegah stunting, Dinas Kesehatan Aceh Barat juga mengajak para orang tua untuk memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang kaya protein hewani.

Protein hewani seperti daging, ikan, dan telur dinilai penting untuk pertumbuhan optimal anak.

Fitriany menegaskan bahwa pemantauan pertumbuhan anak secara rutin sangat penting.

“Jika berat badan anak tidak naik, segera periksa ke dokter di puskesmas untuk penanganan lebih lanjut,” ujarnya.

Cara Mencegah Stunting

Fitriany juga menguraikan beberapa langkah efektif yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mencegah stunting:
– Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan anak.
– Memberikan MP-ASI yang sesuai dengan umur anak dan kaya akan nutrisi, terutama protein hewani.
– Rutin memeriksakan perkembangan, pertumbuhan, dan status gizi anak ke dokter atau puskesmas.
– Melengkapi imunisasi wajib dan tambahan sesuai jadwal yang ditentukan.
– Memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usia bayi untuk mendukung perkembangan kognitif dan motorik.
– Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar tetap sehat.
– Segera membawa bayi ke rumah sakit atau dokter jika sakit.[***]

Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
close