Habanusantara.net, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sabang semakin intensif menggelar penyuluhan dan memberikan bantuan gizi sebagai bagian dari upaya menekan angka stunting di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Sabang, dr. Edi Suharto, melalui Subkoordinator Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Mursalin, SKM, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah kota untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak dan ibu hamil yang rentan terhadap stunting.
Menurut Mursalin, upaya pencegahan stunting dilakukan melalui berbagai kegiatan, termasuk peningkatan kapasitas petugas dan kader kesehatan.
“Kami mengadakan pertemuan rutin beberapa kali dalam setahun untuk memaparkan kondisi stunting di Kota Sabang serta langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan untuk menurunkan angka stunting,” ujarnya.
*Program BAAS untuk Percepatan Penanganan Stunting*
Dinkes Sabang juga memperkenalkan program inovatif bernama “Bapak Asuh Anak Stunting” (BAAS), yang bertujuan untuk mempercepat penanganan dan pencegahan stunting di Kota Sabang.
Program ini berfokus pada keluarga yang berisiko stunting, mencakup anak di bawah usia dua tahun yang terindikasi stunting, ibu hamil dari keluarga berisiko, dan balita stunting di atas usia dua tahun.
“Program BAAS adalah gerakan bersama dengan seluruh unsur Forkopimda Sabang, diharapkan dapat menjadikan Kota Sabang sehat dan bebas dari stunting,” tambah Mursalin.
Selain itu, pelayanan kesehatan dan pemenuhan gizi anak juga akan ditingkatkan, termasuk memastikan instalasi jamban sehat dan akses air bersih di setiap rumah.
Dinkes Sabang juga telah memastikan setiap anak di wilayah tersebut mendapatkan asupan gizi yang cukup melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
Selain itu, penyuluhan terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga terus dilakukan di berbagai gampong untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan dalam mencegah stunting.
*Tantangan dalam Pencegahan Stunting di Masyarakat*
Meski berbagai program telah digalakkan, Dinkes Sabang menghadapi tantangan dalam memberikan pemahaman terkait stunting kepada masyarakat.
“Ada kendala di mana masyarakat masih enggan menerima istilah ‘stunting’. Beberapa warga bahkan merasa tersinggung ketika mendengar istilah ini,” ungkap Mursalin.
Namun, seiring waktu, pemahaman masyarakat mulai meningkat berkat pendekatan persuasif yang dilakukan pemerintah.
Program “Geunaseh” yang pernah diluncurkan juga berperan penting dalam pencegahan stunting di Sabang. Program ini memberikan bantuan tunai sebesar Rp 150 ribu per bulan kepada setiap anak usia 0-5 tahun yang berdomisili di Sabang untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gizi.
Namun, karena keterbatasan anggaran, tahun ini bantuan tersebut diprioritaskan hanya untuk anak-anak yang terindikasi kurang gizi serta ibu hamil yang memenuhi syarat tertentu, seperti rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya.
Saat ini, angka stunting di Sabang tercatat sebesar 8,9 persen, atau sekitar 269 dari 3.012 anak yang diukur tinggi badannya sesuai dengan indikator EPPJM.
Sementara itu, data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan angka stunting di Sabang sebesar 23,4 persen. Selisih data ini menunjukkan pentingnya upaya terus-menerus dalam pemantauan dan penanganan stunting di wilayah tersebut.
Dinkes Sabang tetap optimis dapat menurunkan angka stunting melalui berbagai program yang telah dijalankan.
“Alhamdulillah, berbagai tantangan yang dihadapi dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat mulai terselesaikan, dan kami terus bergerak untuk mencapai target penurunan angka stunting,” ujar Mursalin.
Keberhasilan penanganan stunting di Sabang tidak hanya bergantung pada program pemerintah, tetapi juga kolaborasi semua pihak, termasuk tokoh masyarakat, kader kesehatan, dan elemen Forkopimda.
Dengan berbagai program yang telah berjalan, Kota Sabang berharap dapat mencapai status “bebas stunting” dalam waktu dekat.
“Kami akan terus menggiatkan penyuluhan, memperkuat kolaborasi, dan memastikan seluruh masyarakat mendapatkan informasi dan layanan yang dibutuhkan untuk mencegah stunting,” pungkas Mursalin.
Dinkes Sabang berkomitmen untuk terus melakukan langkah-langkah strategis guna memastikan generasi mendatang tumbuh sehat dan berkualitas.
Ajakan Orang Tua Berikan MP-ASI Kaya Protein Hewani untuk Anak
Dinkes Kota Sabang juga mengajak para orang tua untuk memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang kaya protein hewani sebagai langkah penting dalam mencegah stunting.
“Jika berat badan anak tidak naik, segera periksa ke dokter di puskesmas,” ujar Mursalin menekankan pentingnya memantau pertumbuhan anak secara rutin.
Cara Mencegah Stunting
Mursalin juga menguraikan beberapa langkah efektif yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mencegah stunting:
- Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan anak.
- Memberikan MP-ASI yang sesuai dengan umur anak dan kaya akan nutrisi.
- Rutin memeriksakan perkembangan, pertumbuhan, dan status gizi anak ke dokter atau puskesmas.
- Melengkapi imunisasi wajib dan tambahan sesuai jadwal yang ditentukan.
- Memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usia bayi untuk mendukung perkembangan kognitif dan motorik.
- Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar tetap sehat.
- Segera membawa bayi ke rumah sakit atau dokter jika sakit.[**]