Habanusantara.net, Dalam keseharian berkendara di Indonesia, banyak pengendara sepeda motor dihadapkan pada dilema: mematuhi aturan keselamatan atau mencari kepraktisan. Salah satu isu yang sering muncul adalah keputusan untuk membonceng lebih dari satu orang, terutama anak-anak yang ditempatkan di depan. Hal ini sering dilakukan dengan alasan praktis, meskipun berisiko tinggi dan melanggar peraturan lalu lintas.
Reza Novendri, seorang instruktur Safety Riding Honda yang kerap mengisi seminar keselamatan berlalu lintas, mengungkapkan pentingnya mematuhi aturan berboncengan.
“Kenapa cuma harus bonceng dua orang? Padahal masih muat untuk menaruh anak di depan! Ini adalah kondisi yang sering menjadi pilihan sulit bagi setiap pengendara sepeda motor, khususnya di Indonesia,” ujarnya.
Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, Ayat 9, setiap orang yang mengemudikan sepeda motor tanpa kereta samping dilarang membawa penumpang lebih dari satu orang.
“Sesuai dengan undang-undang yang berlaku di negeri kita, Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor tanpa kereta samping dilarang membawa penumpang lebih dari satu orang, ” Tegas Reza
Ketika berbicara tentang keselamatan berkendara, Reza mengingatkan bahwa keselamatan adalah hak setiap individu dan dimulai dari diri sendiri. Membonceng lebih dari satu orang mungkin terlihat lebih ekonomis dan praktis dalam kondisi ekonomi yang sulit, namun risiko yang ditimbulkan sangat besar.
Menurutnya, Membonceng lebih dari satu orang memang akan lebih ekonomis, jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi. Terlebih akan menyenangkan bisa membonceng anak di depan sesuai dengan keadaan.
Namun, di balik keuntungan praktis tersebut, terdapat pelanggaran regulasi dan bahaya yang mengintai.
Risiko seperti hilang keseimbangan yang dapat menyebabkan kecelakaan, atau cidera yang dialami anak yang dibonceng di depan, adalah potensi bahaya yang sangat tidak sebanding dengan apa yang kita dapat dari aktivitas tersebut.
Bahaya yang Mengintai
Ketika memutuskan untuk membonceng lebih dari satu orang, pengendara harus mempertimbangkan risiko keselamatan yang ada. Terjatuh akibat hilang keseimbangan ketika berbonceng lebih dari satu orang adalah salah satu risiko yang nyata.
“Anak kita bisa mengalami cidera ketika dibonceng di depan, dan semua potensi bahaya itu berpotensi menimbulkan kerugian yang sangat tidak sebanding dengan apa yang kita dapat dari aktivitas membonceng lebih dari satu,” ujar Reza.
Reza juga mengingatkan bahwa dalam hal keselamatan, tidak ada kompromi.
“Pertimbangkan kembali risikonya sebelum kita memutuskan untuk melanggar regulasi dan membonceng lebih dari satu orang. Dari sisi keselamatan, tentunya tidak ada kompromi sama sekali,” tegasnya.
Mematuhi aturan berboncengan sesuai undang-undang adalah langkah penting untuk menjaga keselamatan berkendara. Meskipun mungkin ada godaan untuk mencari kepraktisan, risiko yang ditimbulkan jauh lebih besar dan dapat berdampak fatal.
Ingatlah selalu untuk memprioritaskan keselamatan diri dan penumpang, serta patuhi aturan yang berlaku demi keamanan bersama.[]