Hamas Bebaskan Sandera Selama Gencatan Senjata, Israel Licik

Habanusantara.net – Gencatan senjata antara Israel dan Hamas menyisakan pemandangan kontras terkait pembebasan sandera dan tindakan di lapangan. Meskipun telah disepakati oleh kedua belah pihak, realitas di lapangan menunjukkan interpretasi yang berbeda terhadap kesepakatan tersebut.

1. Tindakan Hamas

Pada Jumat (24/11/2023), Hamas membebaskan 24 sandera, termasuk perempuan dan anak-anak Israel, serta pekerja pertanian Thailand.

Pembebasan ini dilakukan melalui Perbatasan Rafah, diawasi oleh pihak berwenang Mesir.

Qatar, sebagai mediator gencatan senjata, menyebut bahwa 13 warga Israel telah dibebaskan, sementara sisanya adalah warga Thailand dan Filipina.

Pembebasan ini hanya merupakan tahap awal, dengan gelombang berikutnya dijadwalkan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

2. Tindakan Israel

Di sisi Israel, meskipun mereka juga membebaskan sejumlah sandera warga Palestina, laporan menunjukkan tindakan kontroversial.

Pasukan Israel dilaporkan berbuat licik dengan menembaki warga Palestina, yang mengakibatkan dua kematian dan 11 luka-luka.

Kejadian ini terjadi di Beit Lahiya, Jalur Gaza bagian utara, saat gencatan senjata sedang berlangsung.

Pasukan Israel menyatakan bahwa tindakan penembakan dilakukan setelah warga Palestina tidak mengindahkan peringatan untuk tidak kembali ke rumah mereka yang telah dievakuasi.

Meskipun mengklaim peringatan telah diberikan, aksi kekerasan ini telah menimbulkan pertanyaan tentang kepatuhan Israel terhadap semangat gencatan senjata.

Perbedaan tindakan antara Israel dan Palestina mencerminkan dinamika kompleks dan ketegangan yang masih menghiasi implementasi gencatan senjata di kawasan tersebut.[Is]