“Sebagai seorang dosen, saya menyadari pentingnya membagi waktu antara pengajaran, penelitian, dan pengabdian. Oleh karena itu setelah saya memastikan tugas utama saya sebagai seorang pegawai negeri selesai, di sela-sela waktu saya yang kosong saya menggunakan waktu saya sebagai pegabdian masyarakat karena itu termasuk salah satu tridharma perguruan tinggi,” katanya.
Pria Lulusan Ponpes Ruhul Islam Anak Bangsa (Riab) Aceh Besar ini, dikenal baik dan ramah oleh sahabatnya. Sejak sekolah, ia senantiasa mendapatkan juara. Kini ia menjadi “pelita” di sebuah desa yang jauh dari keramaian. Sosoknya telah menggambarkan potret inspiratif tentang kegigihan dan pengorbanan dalam menebarkan kebaikan dan cahaya ilmu.
Sumber: Kemenag