Daerah

Jalan Alternatif Cot Murong–Seumuleng Rampung, Masyarakat Tak Lagi Terisolasi Saat Banjir

×

Jalan Alternatif Cot Murong–Seumuleng Rampung, Masyarakat Tak Lagi Terisolasi Saat Banjir

Sebarkan artikel ini

Habanusantara.net – Pemerintah Kabupaten Aceh Barat melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) menuntaskan pembangunan jalan alternatif yang menghubungkan Gampong Cot Murong dengan Gampong Seumuleng di Kecamatan Bubon. Ruas jalan sepanjang enam kilometer ini kini menjadi harapan baru bagi warga, terutama saat musim hujan tiba dan banjir kerap melumpuhkan akses utama.

Selama ini, masyarakat di kawasan tersebut sangat bergantung pada Jalan Ateung Teupat untuk beraktivitas. Namun, setiap kali curah hujan tinggi, jalan itu kerap terendam banjir, mengganggu mobilitas warga. Bahkan, tak sedikit pengendara sepeda motor yang harus menyewa becak barang demi bisa melintasi genangan air, yang tentu saja menambah beban biaya transportasi.

Menjawab keluhan warga yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat mengambil langkah konkret dengan membangun jalan alternatif yang lebih tinggi dan tahan terhadap genangan air.

Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Aceh Barat, Beni Hardi, saat ditemui pada Rabu (13/8/2025), mengatakan bahwa pembangunan jalan Cot Murong – Seumuleng ini merupakan bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat, khususnya di daerah rawan banjir.

“Ruas jalan ini memiliki panjang sekitar enam kilometer dengan lebar empat meter. Saat ini seluruh pekerjaan peningkatan badan jalan sudah rampung, termasuk pelapisan kerikil. Jalan ini sudah bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat,” jelas Beni.

Menurutnya, kehadiran jalan ini tidak hanya menjadi solusi darurat saat banjir merendam Jalan Ateung Teupat, tetapi juga menjadi jalur strategis yang menghubungkan Kecamatan Bubon dengan kawasan Woyla Raya. Dengan adanya akses ini, aktivitas ekonomi, pendidikan, dan sosial masyarakat pun dipastikan bisa tetap berjalan meski cuaca ekstrem melanda.

“Jalan ini bisa digunakan oleh masyarakat yang ingin menuju Kota Meulaboh dari arah Woyla, ataupun sebaliknya. Jadi ketika hujan deras turun dan Ateung Teupat terputus karena banjir, warga tidak perlu lagi khawatir terisolasi,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa selama ini dampak banjir tidak hanya menghambat mobilitas, tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi. Banyak warga, terutama petani dan pelaku usaha kecil, mengandalkan akses jalan darat untuk mengangkut hasil kebun dan logistik. Jika jalan utama terputus, maka distribusi pun terganggu.

“Bayangkan jika hasil panen tidak bisa keluar dari desa karena akses tertutup. Ini tentu sangat merugikan masyarakat, apalagi yang kehidupannya sangat bergantung pada hasil tani dan usaha kecil. Di sinilah pentingnya infrastruktur jalan yang tahan terhadap kondisi ekstrem,” kata Beni.

Keputusan untuk membangun jalan alternatif ini, menurutnya, merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah daerah dalam mengantisipasi bencana banjir yang rutin terjadi. Ia mengungkapkan bahwa jika terus mengandalkan Jalan Ateung Teupat tanpa jalur pendamping, maka risiko kerusakan akan terus meningkat setiap musim hujan datang.

Ia juga menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur ini bukan proyek terakhir. Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, katanya, terus melakukan evaluasi dan identifikasi terhadap titik-titik rawan lainnya. Jika ditemukan lokasi lain yang memerlukan peningkatan jalan atau pembangunan akses baru, pihaknya siap untuk mengambil tindakan dengan berkoordinasi bersama instansi terkait.

“Ini bukan proyek yang berdiri sendiri. Kami melihat ini sebagai bagian dari komitmen jangka panjang untuk memperkuat infrastruktur daerah, terutama di wilayah yang sering terdampak bencana. Kita ingin masyarakat memiliki rasa aman dan nyaman saat bepergian, tanpa harus takut jalan terputus atau kendaraan rusak karena genangan air,” tegas Beni.

Pembangunan jalan alternatif Cot Murong – Seumuleng ini juga mendapat sambutan positif dari warga setempat. Mereka mengapresiasi langkah cepat dan responsif yang diambil pemerintah daerah dalam menjawab persoalan yang sudah lama mereka hadapi. Kini, saat hujan turun deras, warga tak lagi merasa was-was.

“Dulu kalau hujan deras, kami tidak bisa ke kota, apalagi anak-anak sekolah. Sekarang alhamdulillah sudah ada jalan baru, jadi kami lebih tenang,” ujar salah satu warga Gampong Seumuleng.

Dengan rampungnya pembangunan ini, masyarakat Kecamatan Bubon dan sekitarnya kini memiliki akses yang lebih baik dan andal. Pemerintah berharap, kehadiran jalan tersebut tak hanya menyelesaikan persoalan banjir, tapi juga membuka peluang ekonomi baru di kawasan tersebut.

Langkah strategis ini menjadi bukti bahwa pembangunan infrastruktur yang tepat sasaran mampu memberikan dampak langsung pada kehidupan masyarakat. Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menunjukkan bahwa dengan mendengar dan merespons aspirasi warga, pembangunan bisa benar-benar menjadi alat untuk meningkatkan kualitas hidup rakyatnya.

Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
close