Habanusantara.net – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Aceh Barat akan menggelar Workshop bertema Solid Liquid Separation sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas air di Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Meulaboh. Kegiatan tersebut dijadwalkan berlangsung pada Senin, 7 Juli 2025, bertempat di Aula Dinas PUPR Aceh Barat.
Kepala Dinas PUPR Aceh Barat, Kurdi, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Teknis Perumdam Tirta Meulaboh, menyampaikan bahwa workshop ini akan menjadi momentum penting untuk memperkuat pengetahuan dan kemampuan teknis dalam pengolahan air baku, khususnya dalam hal pemisahan partikel padat dari cairan.
“Workshop ini akan diisi oleh pemateri dari pihak profesional, yakni Direktur PT Energy Quarto Indonesia, Bapak Hamdani Bantasyam. Beliau akan membahas secara teknis dan aplikatif tentang proses pemisahan partikel padat dari air dalam konteks pengolahan air bersih,” kata Kurdi kepada wartawan pada Kamis, 1 Mei 2025.
Menurut Kurdi, peserta dalam kegiatan ini terdiri dari tim teknis Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Aceh Barat dan juga para teknisi dari Perumdam Tirta Meulaboh. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antar lembaga dalam memastikan air yang didistribusikan ke masyarakat memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
“Pengolahan air bersih adalah proses yang sangat teknis, dan salah satu bagian pentingnya adalah pemisahan partikel padat dari air. Inilah yang akan kita pelajari lebih dalam dalam workshop ini,” tambahnya.
Selama ini, PT Energy Quarto Indonesia telah menjadi mitra teknis yang aktif mendampingi Perumdam Tirta Meulaboh, khususnya dalam pelaksanaan uji jar test terhadap air baku. Metode ini digunakan untuk menentukan dosis optimal bahan kimia seperti tawas dan polimer flocculant dalam proses koagulasi dan flokulasi — dua tahapan penting dalam sistem penjernihan air.
Kurdi menjelaskan, hasil jar test yang dilakukan bersama PT Energy Quarto Indonesia menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan. Tingkat kekeruhan (turbidity) air baku yang sebelumnya berada di angka 500 NTU (Nephelometric Turbidity Units), kini berhasil ditekan hingga di bawah 3 NTU setelah dilakukan optimasi penggunaan bahan kimia.
“Hasil uji menunjukkan bahwa dengan dosis tawas berkisar antara 40 hingga 70 ppm dan penambahan polimer flocculant sebanyak 1 ppm, proses pengendapan kotoran berlangsung jauh lebih cepat dan efisien. Ini tentu berdampak pada kejernihan air yang dihasilkan,” papar Kurdi.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa standar kualitas air bukan hanya soal kejernihan semata, namun juga mencakup berbagai parameter kimia dan mikrobiologi lainnya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas pengolahan air melalui pelatihan dan workshop menjadi bagian dari strategi jangka panjang.
“Kita ingin memastikan bahwa air yang sampai ke rumah warga benar-benar aman, sehat, dan sesuai dengan standar Permenkes. Maka itu, kapasitas teknis tim di lapangan harus terus diperkuat,” tegasnya.
Workshop ini juga akan menjadi ajang diskusi teknis mengenai berbagai metode dan teknologi pemisahan padatan dari cairan, baik yang konvensional maupun yang berbasis teknologi terbaru. Kurdi berharap, selain memperluas wawasan peserta, kegiatan ini juga mampu memunculkan ide-ide inovatif dalam pengelolaan air bersih daerah.
Sebagai penutup, Kurdi menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah mendukung persiapan workshop ini, termasuk PT Energy Quarto Indonesia yang selama ini telah menjadi mitra penting dalam berbagai proses uji dan optimalisasi sistem pengolahan air.
“Harapan kami, workshop ini tidak berhenti di ruang aula saja, tetapi dapat diterapkan secara nyata di lapangan demi memberikan layanan air bersih yang lebih baik untuk masyarakat Aceh Barat,” pungkasnya.