Haba Nusantara.net, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Simeulue terus berupaya menanggulangi stunting melalui pelatihan kader kesehatan dan pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan balita.
Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas petugas dan kader kesehatan serta memberikan perhatian khusus pada kesehatan anak dan ibu di daerah tersebut.
Isinya
Apa Itu Stunting?
Stunting adalah kondisi di mana seorang anak memiliki tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan standar yang ditetapkan untuk usianya.
Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak kehamilan hingga usia dua tahun.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue, Hanafi Lubis, S.Kep., M.K.M, menjelaskan bahwa stunting dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pola makan yang tidak sehat, kurangnya asupan gizi yang tepat, serta faktor kesehatan seperti infeksi yang sering terjadi.
“Ciri-ciri anak yang mengalami stunting antara lain adalah pertumbuhan fisik yang terhambat, seperti tinggi badan yang tidak sesuai dengan umur, keterlambatan perkembangan motorik, serta sering mengalami sakit,” ujar Hanafi
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki daya tahan tubuh yang rendah, sehingga lebih rentan terhadap berbagai penyakit.
Upaya Dinkes Simeulue Cegah Stunting
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue, Hanafi Lubis, S.Kep., M.K.M, menjelaskan bahwa dalam rangka pencegahan stunting, Dinkes telah melaksanakan berbagai program pelatihan untuk petugas kesehatan.
Pelatihan yang diberikan mencakup Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA), Penilaian Status Gizi (PSG), konseling menyusui, serta Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk mengatasi stunting.
Selain itu, sebanyak 350 kader dari total 835 kader juga mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam menangani masalah stunting.
Meski demikian, Dinkes Simeulue menghadapi beberapa tantangan dalam memberikan pemahaman terkait pencegahan stunting.
Hanafi mengungkapkan bahwa beberapa masyarakat masih tidak menerima kenyataan bahwa anak mereka mengalami stunting.
Selain itu, ada penolakan terhadap menu PMT yang sesuai dengan regulasi dan kurang tepat sasaran dalam pemberiannya.
Permasalahan lain yang dihadapi adalah adanya pergantian petugas atau kader posyandu serta belum dilakukan kalibrasi alat antropometri sebelum digunakan.
Selama tiga tahun terakhir, Dinkes Simeulue telah melaksanakan berbagai upaya untuk menekan angka stunting, di antaranya pemberian PMT kepada ibu hamil dan balita, serta pemberian tablet tambah darah (TTD) pada remaja putri dan ibu hamil.
Peningkatan kelas ibu hamil dan kelas ibu balita juga dilakukan, bersama dengan konseling calon pengantin (catin) yang bekerjasama dengan Kementerian Agama (Kemenag) dan KUA.
Dinkes juga melakukan pembelian alat antropometri serta pelatihan kader dan skrining anemia terhadap remaja putri.
Menurut data terbaru per September 2024, angka stunting di Kabupaten Simeulue mencapai 534 kasus atau 8,6% dari total 6.555 balita yang menjadi sasaran. Dari jumlah tersebut, 6.242 balita sudah diinput, mencerminkan tingkat cakupan pemantauan yang tinggi sebesar 95,2%.
Upaya Dinkes Simeulue untuk mengatasi stunting tidak hanya fokus pada pemberian PMT, tetapi juga pada penguatan kapasitas kader kesehatan dan petugas medis di lapangan.
Ini adalah langkah penting dalam menciptakan generasi yang sehat dan mencegah masalah gizi yang berkelanjutan di masyarakat.
Dengan kesadaran dan dukungan bersama, diharapkan angka stunting di Simeulue dapat terus menurun dan kualitas hidup masyarakat semakin meningkat.
Ajak Mencegah Stunting dengan MP-ASI Kaya Protein Hewani
Koordinator Kesga Gizi, Dinkes Simeulue Nurhadini, Sst menambahkan, ia mengajak para orang tua untuk memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang kaya protein hewani.
Protein hewani seperti daging, ikan, dan telur dinilai penting untuk pertumbuhan optimal anak. Pemantauan pertumbuhan anak secara rutin sangat penting.
“Jika berat badan anak tidak naik, segera periksa ke dokter di puskesmas untuk penanganan lebih lanjut,” ujar Nurhayati
Cara Mencegah Stunting
Beberapa langkah efektif yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mencegah stunting meliputi:
- Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan anak.
- Memberikan MP-ASI yang sesuai dengan umur anak dan kaya akan nutrisi, terutama protein hewani.
- Rutin memeriksakan perkembangan, pertumbuhan, dan status gizi anak ke dokter atau puskesmas.
- Melengkapi imunisasi wajib dan tambahan sesuai jadwal yang ditentukan.
- Memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usia bayi untuk mendukung perkembangan kognitif dan motorik.
- Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar tetap sehat
- Segera membawa bayi ke rumah sakit atau dokter jika sakit. [***]