Habanusantara.net, Pemerintah Indonesia terus menggalakkan pentingnya literasi digital dan jurnalisme warga sebagai pilar utama dalam membangun masyarakat digital yang bertanggung jawab atau digital citizenship.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, menegaskan bahwa kesadaran literasi digital serta peran aktif warga dalam jurnalisme dapat menjadi pondasi kuat bagi terbentuknya masyarakat yang bijak dalam memanfaatkan teknologi.
Dalam Festival Jurnalis Warga yang berlangsung di Hotel Mercure, Jakarta Pusat, Selasa (20/08/2024), Nezar Patria menyoroti pentingnya dialog yang intens untuk mempromosikan digital citizenship yang inklusif dan positif. “Dialog yang intens sangat penting untuk mendorong digital citizenship yang bertindak secara positif dan inklusif di ruang digital. Ini adalah langkah krusial dalam menciptakan masyarakat online yang beretika,” ujar Nezar dalam pidatonya.
Nezar menekankan bahwa literasi digital adalah kunci untuk mengedukasi masyarakat agar mampu menggunakan saluran digital dengan bijaksana. Menurutnya, literasi digital tidak hanya sekadar memahami cara menggunakan teknologi, tetapi juga mencakup pemahaman etis tentang bagaimana berinteraksi di dunia maya. “Literasi digital memberi masyarakat kemampuan untuk mengekspresikan pendapat dan beropini di ruang digital dengan cara yang bertanggung jawab dan etis sebagai warga digital,” jelas Nezar.
Ia juga menegaskan pentingnya pengembangan jurnalisme warga di era digital saat ini. Menurutnya, jurnalisme warga dapat menjadi sarana penting bagi masyarakat untuk terlibat aktif dalam pengawasan terhadap kebijakan publik dan otoritas. “Jurnalisme warga memiliki kesempatan besar untuk berkembang seiring dengan kuatnya digital citizenship. Ini merupakan wujud nyata partisipasi warga dalam membangun kontrol sosial di dunia digital,” tambahnya.
Nezar juga menyoroti fenomena mediatisasi mendalam (deep mediatization), di mana hampir semua aspek kehidupan masyarakat modern terserap oleh platform digital. Ia memperingatkan bahwa kebergantungan pada perangkat digital menciptakan realitas baru yang harus dihadapi dengan bijaksana, termasuk dalam menghadapi tantangan disinformasi dan ujaran kebencian. “Platform digital telah menyerap banyak aspek budaya dan perilaku kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menghadapinya dengan literasi digital yang kuat dan kesadaran etis,” tegasnya.
Lebih lanjut, Nezar mengajak masyarakat untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam jurnalisme digital sebagai bentuk kontrol sosial yang setara dengan dunia nyata. Ia mencontohkan, partisipasi aktif warga dalam jurnalisme warga telah banyak berkontribusi dalam pengungkapan berbagai kasus hukum dan pelanggaran etika selama ini. “Partisipasi warga dalam jurnalisme digital adalah manifestasi nyata dari kontrol sosial terhadap kekuasaan dan otoritas, baik di dunia nyata maupun di ruang digital,” ungkap Nezar.
Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dalam dunia media dan digital, termasuk Direktur Eksekutif PPMN, Fransiska Susanti, Chief of Party USAID-Media Internews, Eric Sasono, Founder SafeNet, Damar Juniarto, dan Pemimpin Redaksi Kompas, Sutta Dharmasaputra.