HABA NUSANTARA.NET– Investor Malaysia dari Zikay Group bersama Komite Peralihan Aceh (KPA) Luwa Nanggroe matangkan rencana investasi di Aceh.
Hal itu terlihat dalam Pertemuan dengan sejumlah Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) di Kantor Bappeda Aceh, Banda Aceh, Senin (13/01/2025).
Pertemuan ini diikuti Datuk Mohd Khay Bin Ibrahim, seorang tokoh berpengaruh dari Malaysia, bersama putranya, Taufiq Mohd Khay dan Fikri Mohd Khay, serta jajaran KPA Luwa Nanggroe yang dipimpin oleh Abu Salam.
Dalam pertemuan tersebut, Diskusi terfokus pada peluang investasi di sektor perhotelan, produksi minyak makan, penerbangan, dan pengelolaan logam emas.
Ketua Bappeda Aceh, Dr. H. T. Ahmad Dadek, menyebut bahwa pemerintah Aceh siap memberikan dukungan penuh untuk memastikan rencana investasi ini terealisasi.
“Kami sangat terbuka untuk kerja sama yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh,” ujarnya.
Datuk Mohd Khay Bin Ibrahim mengapresiasi dukungan pemerintah Aceh dan KPA, seraya menyebut peluang ini sebagai langkah strategis untuk menjadikan Aceh sebagai pusat investasi di Indonesia bagian barat.
“Kami melihat potensi besar Aceh, dan ini merupakan awal kerja sama yang luar biasa,” katanya.
Ketua KPA Luwa Nanggroe, Abu Salam, menegaskan komitmen Mualem dalam mendukung investasi ini.
“Mualem selalu menekankan pentingnya kolaborasi lintas negara untuk pembangunan Aceh yang lebih cepat,” ungkapnya.
Selain itu, Teguh Darmawan Saiman, General Manager Bandara Sultan Iskandar Muda, menilai pengembangan sektor penerbangan akan menjadi kunci memperkuat konektivitas Aceh.
“Bandara adalah gerbang utama perekonomian. Dengan rencana ini, kami optimis Aceh akan semakin terhubung dengan wilayah lainnya,” tambahnya.
Rencana investasi ini selain membuka lapangan kerja baru tetapi juga meningkatkan daya saing Aceh di tingkat nasional maupun internasional. (Is)
