Habanusantara.net – Di kehidupan sehari-hari, kita sering kali bertemu dengan individu yang memiliki sifat keras kepala. Mereka keras kepala barangkali sulit diajak kompromi, enggan mendengarkan sudut pandang orang lain, atau bahkan cenderung bersikeras dengan pendapat mereka sendiri.
Orang keras kepala bisa menjadi tantangan yang melelahkan dalam berinteraksi, baik itu di tempat kerja, dalam keluarga, atau di lingkungan sosial.
Namun, menghadapi mereka dengan cara yang tepat dapat menghasilkan perubahan yang positif dan mengurangi konflik yang mungkin timbul.
Dilansir dari psychologytoday.com pada Minggu (21/4), terdapat beberapa tips yang dapat dilakukan ketika menghadapi orang keras kepala.
1. Menjauh dari konflik jika memungkinkan
Menjauh dari konflik dengan individu yang selalu ingin benar bisa menjadi keputusan yang bijaksana.
Upaya untuk mempertahankan sudut pandang atau persepektif yang kamu miliki seringkali hanya akan menguras energi sendiri dan memperpanjang konflik yang tidak produktif.
Penting untuk mengenali kapan saat yang tepat untuk mengibarkan bendera putih dan secara tenang menjauh dari situasi yang tidak menghasilkan apapun.
Komunikasi langsung dan tegas adalah kunci dalam menghadapi konflik semacam ini, bahkan jika kamu perlu beberapa kali untuk menyatakan niat untuk meninggalkan situasi tersebut.
Terakhir, menghilangkan emosi dari komunikasi dan memberi dirimu waktu untuk merenung dapat membantu mendapatkan perspektif yang lebih jernih dalam menghadapi konflik yang sulit.
2. Menghindari sikap saling menyalahkan
Saling menyalahkan dalam sebuah perdebatan tidak akan menemukan titik terang. Yang ada hanyalah perdebatan emosional negatif yang penuh dengan konflik.
Bahkan tindakan yang saling menyalahkan adalah perilaku yang tidak akan menguntungkan siapapaun, hanya akan menciptakan disonansi.
Selain itu, dengan saling menyalahkan hanya akan memperekruh keadaan, menambah masalah, dan tak akan menemukan jawaban.
Terkadang orang yang keras kepala telah merencanakan perangkap agar diri kita ikut andil dalam saling menyalahkan, hingga memposisikan diri kita sebagai pelaku negatif.
Ingat, menyalahkan seseorang yang selalu merasa benar tidak akan mendorong mereka untuk lebih tanggung jawab, bijak dan lebih baik.
Justru sebaliknya, hal ini akan membuat dirimu masuk ke dalam perangkap mereka dan akan membuka peluang bagi mereka untuk mengambil peran sebagai korban, meningkatkan emosi, atau membalikkan keadaan.
3. Jangan mudah tersinggung
Mengontrol orang yang kepala batu adalah sesuatu yang sulit, oleh karenanya yang bisa dilakukan adalah dengan mengontrol diri sendiri.
Kamu harus memposisikan diri sebagai individu yang tak mudah tersinggung jika menghadapi orang demikian.
Jangan menimpal respon negatif pada orang kaku semacam ini, sebaliknya kamu dapat mengambil pelajaran dari orang yang keras kepala.
Bahkan masalah yang dilontarkan oleh orang yang merasa selalu benar itu belum tentu serangan personal pada diri kita, melainkan persoalan itu telah ada jauh sebelum diberikan pada kita.
Dengan memahami hal ini, kamu dapat memisahkan diri dari emosi negatif yang muncul dan menghadapi situasi tersebut dengan lebih tenang serta obyektif.
Kamu dapat lebih mudah meninggalkan diskusi atau konflik tanpa harus terjebak dalam emosi yang mengganggu.
4. Menjaga topik agar tidak melebar
Memastikan pembahasan agar tetap terfokus pada satu topik adalah kunci untuk mengatasi orang yang selalu ingin menjadi benar.
Orang keras kepala cenderung memasukkan informasi yang tidak relevan, seperti insiden-insiden masa lalu, yang dapat memperpanjang dan memperumit topik yang sedang dibahas.
Ungkapan-ungkapan yang terekam dapat berguna dalam menjaga diskusi agar tetap pada jalurnya, dengan menghilangkan emosi dari momen tersebut.
Hal ini membantu peserta yang ikut andil dapat berkumpul kembali tanpa menambah bahan bakar ke dalam diskusi.
Mengingatkan semua pihak untuk tetap fokus pada isu saat ini dan menahan diri dari membicarakan masa lalu yang sudah terjadi dapat membantu menghindari pertengkaran yang berujung pada rasa sakit hati dan kemarahan.
5. Jangan mudah terhasut oleh saksi pendukung
Terkadang, orang keras kepala akan mendatangkan saksi pendukung ketika mereka memang tidak diakui atau bahkan pendapatnya tak lagi dihiraukan.
Menghindari jebakan saksi pendukung adalah langkah penting dalam mengatasi orang yang selalu ingin menjadi benar.
Mereka cenderung memanggil saksi-saksi pendukung jika merasa peran mereka tidak diakui, yang dapat merugikan hubungan kamu dengan mereka dan para saksi itu sendiri.
Di situasi seperti ini, terbaik untuk melepaskan diri dari konflik dan menjauh dari situasi tersebut.
Dengan menekankan pentingnya menangani topik yang sedang berlangsung tanpa melibatkan pihak luar, kamu dapat meninggalkan konflik dengan tegas, namun dengan sikap yang penuh perhatian.
Memastikan bahwa konflik hanya melibatkan peserta langsung juga dapat membantu melindungi hubungan kamu dan mendorong resolusi yang lebih efektif.