Insiden penembakan di RS kampus St Francis, Oklahoma. (AP/Ian Maule) |
Habanusantara.net, JAKARTA – Sedikitnya tujuh penembakan terjadi dalam sebulan terakhir di Amerika Serikat, empat di antaranya merupakan penembakan massal.
Akibat insiden itu total 36 orang tewas dari berbagai wilayah di Negeri Paman Sam.
Para korban tewas di sejumlah wilayah itu di antaranya 21 orang di Texas, 5 orang di Oklahoma dalam dua insiden berbeda, 10 di New York. Sementara itu, enam orang mengalami luka-luka di Tennessee, dua lagi di Pittston Pennsylvania dan Los Angeles, California.
Penembakan terjadi di sebuah salon kuku dekat Walmart Supercenter, Pittston Township, demikian keterangan polisi setempat seperti dikutip dari Fox News.
Setidaknya satu korban mengalami luka tembak di sekitar toko di luar jalur State Route 315. Polisi negara bagian Pennsylvania mengatakan sejumlah tembakan dilepaskan dan menyebut aksi itu sebagai ‘percobaan pembunuhan’.
Penembakan juga terjadi di luar sekolah menengah atas (SMA) Ulyses S Grant, Los Angeles, Rabu (1/6) pukul 15.25 waktu setempat.
Polisi Los Angeles menerangkan satu siswa mengalami luka tembak di kaki. Korban telah dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk menjalani perawatan.
Sekolah tersebut ditutup untuk sementara waktu menyusul insiden penembakan itu. Polisi kemudian memastikan situasi bisa dikendalikan setelah mengamankan sekolah.
Terbaru, pada Rabu (1/6) penembakan massal terjadi di salah satu kantor dokter Rumah Sakit Kampus St Francis, Tulsa, negara bagian Oklahoma.
Menurut keterangan polisi, sebanyak empat orang tewas, termasuk pelaku.
“Kami bisa mengonfirmasi bahwa pelaku penembakan juga tewas,” ujar kepolisian setempat di Facebook yang dikutip CNN.
Insiden itu bukan kali pertama di Oklahoma. Pada Minggu (29/5) lalu Biro Investigasi Negara Bagian Oklahoma (OSBI) menyatakan penembakan juga terjadi di festival daerah Taft. Serangan itu menyebabkan satu orang tewas dan tujuh terluka.
Adapun di Tennessee, penembakan terjadi di Chattanooga pada Sabtu (28/5). Imbas serangan ini, enam orang mengalami luka-luka.
Kepala polisi Chattanooga, Celeste Murphy, mengatakan dua orang dari satu kelompok menembaki kelompok lain. Namun, sejauh ini ia meyakini penembakan itu tak berkaitan dengan konflik antar kelompok atau gang.
Pada 24 Mei lalu, penembakan terjadi sekolah dasar (SD) Uvalde, Texas dan menewaskan 21 orang.
Penembakan itu menambah daftar panjang kekerasan senjata di Amerika Serikat.
Kurang lebih sepuluh hari sebelum insiden di Texas, penembakan juga terjadi di toko kelontong di Buffalo, New York. Akibat serangan itu 10 orang dilaporkan tewas.
Terduga pelaku penembakan merupakan seorang supremasi kulit putih yang menargetkan orang Afrika-Amerika.(CNNIndonesia)