Banda Aceh – Aceh berhasil meraih Juara Harapan I pada gelaran Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat nasional ke 21 di Bengkulu. Hal itu disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol (Humpro) Setda Aceh Muhamad Iswanto, berdasarkan informasi dari Kepala Dinas Perberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG), Azhari, Senin (23/9/2019).
Dalam even inovasi teknologi tingkat nasional tersebut, kata Iswanto, Aceh berhasil memperlihatkan inovasi teknologi alat produksi minyak nabati multi umpan (biji kemiri, biji kacang, biji kelor, dan alpukat).
Even nasional tersebut diikuti oleh 4 ribu inventor dari 34 provinsi seluruh Indonesia. Kegiatan itu, kata Iswanto, bertujuan untuk meningkatkan inovasi teknologi perdesaan guna menyongsong era industri 4.0 dengan ragam kegiatan bidang teknologi diantaranya, lomba Inovasi TTG, lomba TTG unggulan, rakornas TTG dan Widya Wisata.
Selain itu, kata Iswanto, gelaran TTG tersebut adalah wadah dan instrumen bagi inovator untuk mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa melalui berbagai temuan yang berbasis kearifan lokal. Dalam penilainnya, Kemendes PDTT melakukan rhe-checking langsung ke Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek).
Iswanto menuturkan, sebelumnya Aceh sudah mengikuti tahapan-tahapan proses perlombaan yang mana pada tanggal 16 Agustus pihak inventor Aceh mengajukan 1 karya Inovasi teknologi untuk diikut lombakan pada gelar TTG ke 21 di Bengkulu. Selanjutnya, tim dari Kemendes PDTT melakukan peninjauan dan penilaian ke Posyantek di Aceh (yang melakukan pengajuan), dan Aceh berhasil masuk dalam 6 besar. Setelah itu, peserta inventor dari Aceh melakukan presentasi di Jakarta pada tanggal 2 September sehingga membawa Aceh meraih juara harapan 1 tingkat nasional.
Sementara, juara pertama diraih oleh Kalimantan Utara dengan inovasi teknologi alat pengolahan sampah plastik menjadi paving block. Posisi kedua diraih Jawa Barat dengan inovasi Solit Tech Caffe. Posisi ketiga diraih Sulawesi Selatan dengan inovasi andalannya Alat Patripot.
Sedanngkan, Juara harapan II dan III inovasi teknologi diraih Bali dengan inovasi Yande Batok (alat pengolahan batok kelapa menjadi produk kerajinan bernilai ekonomi), dan Banten dengan inovasi andalannya robot mitigasi bencana.
Selain perolehan juara harapan satu inovasi teknologi, penghargaan juga diberikan kepada Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah dalam Kategori Kepala Daerah yang melakukan pembinaan kepada inovator teknologi tepat guna, dalam hal ini di wakili oleh Bupati Aceh Barat H. Ramli MS yang diserahkan langsung oleh Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Eko Putro Sanjodyo.
Kepala Biro Humpro Setda Aceh, mengaku sangat bangga dan apresiasi setinggi-tingginya dengan perolehan prestasi tersebut. Ia juga mengucapkan rasa terimakasihnya kepada Muhammad Dani sebagai inventor yang telah mengharumkan nama Aceh di kancah nasional.
Sementara itu, Menteri Desa PDT dan Transmigrasi Eko Putro Sanjodyo, mengatakan pemerintah Indonesia sangat menyadari bahwa kesenjangan sosial akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang tidak berkelanjutan dan akan menimbulkan masalah sosial di desa-desa, untuk itu, kata Eko, mengatasi persoalan itu sejak tahun 2015 Presiden Joko Widodo telah mengalokasikan dana desa sebesar 257 Triliun untuk pembangunan sarana dan prasarana di pedesaan.
“Kami harapkan penggunaan dana desa ini dapat dibarengi dengan penggunaan teknologi yang tepat guna, maka Gelar Teknologi Tepat Guna ini dapat menjadi ajang bertukar informasi dan hasil teknologi sehingga dapat diterapkan di daerah yang lain, sehingga dapat meningkatkan efektivitas penggunaan dana desa,” kata Eko.
Ia juga berharap, dengan adanya hasil inovasi teknologi tepat guna ini dapat menggantikan penggunaan produk produk impor sehingga pertumbuhan ekonomi yang dipertahankan selama ini secara otomatis akan menaikkan impor Indonesia, sehingga angka devisit tidak akan terus naik.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, mengatakan gelar TTG merupakan ajang yang sangat produktif karena sebagai ajang silaturahmi dan tukar informasi serta saling memotivasi dalam berbagai karya pedesaan di wilayah kerja masing-masing.
“Siapa lagi kalau bukan kita yang bangga menggunakan produk dalam negeri, harapan kami mobil Esemka dapat masuk e katalog pada tahun 2020 sehingga pengadaannya dapat lebih sederhana dan mudah agar Indonesia dapat lebih kompetitif di mata dunia” tutupnya [Adv]
Terima Kasih Telah Membaca, Silahkan di Share ke yang Lain
Tinggal Komentar Anda